5 Jenis Perundungan Anak di Sekolah dan Tips Mengatasinya

JAKARTA - Perundungan atau bullying marak terjadi di Indonesia termasuk di kalangan anak-anak dan pelajar. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima aduan dari 480 anak yang menjadi korban bullying di sekolah pada periode 2016 hingga 2020. Bukan hanya fisik, perundungan terbagi dalam beberapa jenis sebagai berikut:

Perundungan Verbal

Perundungan verbal, atau perundungan dengan kata-kata kasar, melibatkan makian, ancaman, dan komentar tidak sopan yang terus-menerus tentang atribut seseorang seperti penampilan, keyakinan, disabilitas, dan lainnya.

Untuk itu, orang tua perlu mengajari anak tentang rasa hormat. Melalui perilaku Anda sendiri, tegaskan bagaimana setiap orang berhak diperlakukan, seperti mengucapkan terima kasih kepada guru, pujilah teman, dan bersikap baik kepada karyawan toko. Tekankan rasa hormat pada diri sendiri, dan bantu anak menghargai kelebihan mereka.

"Perlindungan terbaik yang dapat diberikan orang tua yaitu menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian anak serta bersedia mengambil tindakan saat dibutuhkan," kata Shane Jimerson, PhD, seorang psikolog sekolah dan profesor di Universitas California, Santa Barbara melansir Parents, Jumat, 6 September.

Perundungan Fisik

Perundungan fisik, atau perundungan dengan intimidasi fisik yang agresif, melibatkan pemukulan, tendangan, penjegalan, pemblokiran, dorongan, pukulan, dan sentuhan berulang-ulang dengan cara tidak pantas dan merugikan.

Jika Anda menduga anak mengalami perundungan fisik, mulailah percakapan santai. Tanyakan apa yang terjadi di sekolah, saat makan siang atau istirahat, atau dalam perjalanan pulang. Berdasarkan tanggapannya, tanyakan apakah ada yang pernah bersikap jahat kepada mereka, tetapi cobalah mengendalikan emosi Anda. Tekankan pentingnya komunikasi terbuka dan berkelanjutan dengan Anda dan dengan guru atau konselor sekolah.

Perundungan Relasional

Perundungan relasional, terkadang disebut perundungan emosional atau perundungan sosial, melibatkan tindakan yang secara sengaja menyabotase kedudukan sosial seseorang. Sementara bentuk perundungan relasional paling dikenal melibatkan pencegahan seseorang untuk bergabung atau menjadi bagian dari suatu kelompok, perundungan ini juga dapat mencakup penyebaran rumor, berbagi informasi rahasia, dan memanipulasi situasi.

Setiap malam, bicarakan dengan anak tentang bagaimana hari-hari mereka. Bantu mereka menemukan hal-hal yang membuat bahagia, tunjukkan kualitas positif dan pastikan mereka tahu orang-orang mencintai dan peduli pada mereka.

Fokus juga pada pengembangan bakat dan minat dalam bidang musik, seni, atletik, membaca, dan kegiatan sepulang sekolah sehingga anak membangun hubungan di luar sekolah. Mendorong mereka memperluas kelompok pertemanan berdasarkan minat akan membantu mengimbangi agresi relasional yang mereka alami.

Perundungan siber

Perundungan siber, atau perundungan daring, melibatkan tindakan mencaci maki seseorang dengan menyebarkan kata-kata kasar, kebohongan, dan rumor palsu melalui email, pesan teks, dan kiriman media sosial. Pesan-pesan ini menciptakan suasana tidak bersahabat, meskipun tidak secara langsung ditujukan kepada anak.

Pertama-tama tetapkan peraturan rumah tangga untuk keamanan internet. Setujui batasan waktu yang sesuai dengan usia dan kenali situs, aplikasi, dan perangkat digital populer dan berpotensi melecehkan yang digunakan anak-anak. Dorong anak memberi tahu Anda jika mereka mengalami perundungan siber. Mereka juga tidak boleh terlibat, menanggapi, atau meneruskannya.

Perundungan Seksual

Ketika seseorang melakukan perundungan seksual terhadap orang lain, mereka sering kali menggunakan kata-kata, gerakan, atau tindakan yang bersifat seksual. Ini termasuk makian dan lelucon seksual, serta pelecehan atau ajakan seksual. Bahkan memaksa seseorang melihat hal pornografi di sekolah dapat menjadi bentuk perundungan seksual.

Perundungan seksual memerlukan penanganan segera karena berisiko meningkat menjadi tindakan serius seperti penyerangan seksual. Sering kali, perundungan seksual dianggap sebagai bentuk pelecehan seksual. Tidak hanya harus dilaporkan ke sekolah, tetapi perlu juga dilaporkan ke penegak hukum. Simpan dokumentasi tentang apa yang terjadi, kapan kejadiannya, dan apakah ada tindakan yang diambil.