Seksinya Jakarta Sebagai Barometer Politik Nasional

JAKARTA - Siapa pun yang menang dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta diprediksi akan menjadi calon kandidat kuat dalam pilpres 2029. Pasalnya, Jakarta masih akan menjadi barometer politik nasional dalam beberapa waktu ke depan walaupun ibu kota telah berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Hal ini bisa dilihat dari langkah politik yang diambil Anies Basweedan dalam membidik kursi Gubernur Jakarta usai mengikuti Pilpres. Peneliti politik senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro mengatakan kesempatan tersebut dimanfaatkan Anies untuk mempertahankan pamornya dalam beberapa tahun mendatang. Jika tidak muncul ke permukaan, menurutnya publik bisa saja melupakan pria yang biasa dipanggil dengan abah.

Dan ironinya, tidak ada satu parpol pun yang memberikan dukungan kepada mantan gubernur DKI Jakarta itu, paska putusan MK. PKS dan Nasdem yang pada awalnya mengusung, tiba-tiba balik kanan dan mengusung Ridwan Kamil - Suswono.

Kini, proses pendaftaran Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta sudah resmi ditutup pada tanggal 29 Agustus 2024. Tercatat, ada tiga kandidat pasangan yang maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Di mana satu kandidat pasangan diusung oleh 15 partai politik, satu kandidat pasangan diusung oleh satu partai politik dan terakhir ada kandidat pasangan yang menggunakan jalur independent.

Pasangan Ridwan Kamil - Suswono merupakan pasangan yang diusung oleh 15 partai politik. Dalam pertemuannya di Kantor DPP PKS, Jumat, 23 Agustus, mantan Gubernur Jawa Barat ini mengatakan dirinya diminta presiden terpilih, Prabowo Subianto untuk memimpin Provinsi DKI Jakarta, periode 2024-2029. "Pak Prabowo langsung yang meminta saya untuk memimpin Jakarta dalam 5 tahun ke depan," kata Ridwan Kamil di Kantor DPP PKS.

Bahkan Pasangan ini mengklaim membawa konsep baru bagi Jakarta. Keduanya berjanji akan menyelesaikan masalah banjir dan macet yang selama ini jadi persoalan 'mantan ibu kota'. "Slogan kami adalah Jakarta baru karena Jakarta sudah tidak lagi sebagai ibu kota Indonesia sehingga membutuhkan imajinasi baru, membutuhkan definisi baru, kota ini yang luar biasa sebagai pusat Indonesia akan dibawa kemana dengan cara apa. Kami juga akan mendengar semua aspirasinya untuk dijadikan sama-sama sebuah rencana cetak biru masa depan Jakarta, dari Jakarta Baru menuju Jakarta maju, kira-kira begitu," ujar Ridwan Kamil dalam sambutannya di KPU Jakarta, Rabu, 28 Agustus.

73 Program Kerja Paslon Ridwan Kamil-Suswono ( Ronald T: VOI)

Berdasarkan data yang diterima VOI, pernyataan dari Ridwan Kamil itu sejalan dengan 73 program kerja yang diberikan nama awal sebagai Jakarta Merdeka kemudian dikoreksi menjadi Jakarta Baru menuju Jakarta Maju. Diantara program kerjanya ada beberapa yang merepresentasikan dari sisi agama Islam sebagai kelompok mayoritas. Programnya itu antara lain, Kurikulum Anti Radikalisme, Zakat Digital QR Code, Maghrib Mengaji, Beasiswa 1 RW 1 Hafidz dan Jumat Sedekah.

Untuk bidang pendidikan pasangan ini menawarkan programm beasiswa sampai strata satu, Kurikulum anti korupsi, Memberikan pelajaran gratis untuk ulama dan warga Jakarta setiap hari Kamis. Program Sosialisasi, pasangan ini memberikan waktu curhat dengan gubernur setiap hari Senin. Ridwan memastikan, tidak ada lagi anak-anak di Jakarta yang tidak mendapatkan hak dalam pendidikan. Apabila, dirinya dan Suswono diberi kepercayaan memimpin Jakarta selama lima tahun ke depan.

Ketua Bapillu DPW PKS Jakarta Abuzar Alghifari menilai Ridwan Kamil (RK) merupakan sosok yang kreatif dan tipe pekerja. Dia juga menambahkan RK juga mau mendengar masukan dan tidak angkuh.

"Untuk yang lain ane ngga mau bahas lagi. Apapun itu, kalau orang baik, pasti akan diusung oleh banyak orang, apalagi partai. Jadi lupakan saja, mending bicarakan soal pertarungan orang-orang Indonesia yang keren-keren, yang akan berkontestasi demi daerah dan Indonesia ke depannya bisa lebih maju,"tandasnya.

Berbagai macam program positif yang ditawarkan pria yang biasa dipanggil Kang Emil ini seakan belum bisa menghapus 'cacat'nya sebagai pendukung bobotoh tulen. Sebab biar bagaimana pun, Ridwan Kamil merupakan warga Bandung pendukung Persib Bandung yang punya rivalitas kuat dengan suporter Persija Jakarta. Jika menarik mundur, Ridwan Kamil sempat heboh di kalangan pendukung Persija dan menyebutkan warga Jakarta merupakan warga yang tengil, glamor, gengsian dan pelit.

"Tengil, gaul, glamor, boros, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter orang JKT. Ada yang menyebut Jakarta = kampung raksasa bkn true metropolitan. Katanya fisik mmg metropolitan tp perilaku masih byk yg kampungan,” tulis Ridwan Kamil dalam akun sosial media X nya.

Ridwan Kamil mengaku salah sudah pernah melecehkan warga Jakarta. Mengaku tak sopan telah merendahkan orang Jakarta. "Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on,” kata Ridwan Kamil, netizen julid yang ejek warga Jakarta tengil. Kini, demi mendapatkan kekuasaan penuh di Jakarta, Ridwan Kamil harus berusaha sangat keras untuk menumbuhkan cinta dari masyarakat betawi yang disebutnya pelit.

Ini Alasan Megawati Tunjuk Pramono Anung

Bakal calon gubernur Jakarta, Pramono Anung menyebut pertarungan di Pilgub Jakarta yang diikutinya bersama bakal calon wakil gubernur, Rano Karno ibarat David melawan Goliath. Sebab, mereka harus melawan pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang punya elektabilitas lebih besar.

“Kami berdua ini seperti David dan Goliath. (Kursi kami, red) 14 persen, (pasangan, red) sana 86 persen,” kata Pramono kepada wartawan di Jakarta, Sabtu, 31 Agustus.

Pramono Anung-Rano Karno bersama Fauzi Bowo/FOTO: Diah Ayu-VOI
 

Sementara itu, Bacawagub dari PDIP, Rano Karno mengaku optimis dan tambah semangat meski lawannya berat. "Saya malah tambah semangat meski kursi kami kecil, apalagi setelah mendapatkan restu dan melihat optimisnya Ibu Mega. Ini sebelumnya saya minta maaf, bukan maksud untuk ngeduluin, tapi kita yakin sekali,"kata Rano Karno

Optimisnya pasangan Pramono-Rano dinilai sebaliknya oleh pengamat Politik dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting. Dia menilai paslon PDIP itu akan sulit meraih kemenangan. Alasannya, tingkat keterkenalan dari Pramono selaku calon gubernur masih sangat kecil di Jakarta. "Di kontestasi pemilihan kepala daerah, faktor yang menentukan dan dominan itu adalah figur dengan ketokohannya," kata Selamat Ginting dalam pesan tertulisnya.

Pertimbangan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk Pramono Anung berdasarkan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan berbagai pihak, khususnya elit politik. Peran ini disebutkan Pramono sudah dilakukannya sejak dahulu dan tentunya atas perintah Ibu Megawati.

Jujur Diawal, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana: Kami Independen

Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan atau independen Dharma Pongrekun meminta relawan dan pendukungnya bergerak sendiri namun tetap saling berkoordinasi di antara para relawan serta pendukung

"Kami tidak dibiayai oleh APBN. Jadi mari kalau memang menginginkan perubahan Jakarta, silakan bentuk relawan maupun tim sukses secara otonom," ujarnya.

Dia berharap adanya inisiatif untuk berkampanye dari para relawan dan pendukung serta bisa berjalan lancar dan berkoordinasi satu dengan yang lainnya. Dia juga menginginkan para relawan dan pendukungnya betul-betul berangkat dari keterpanggilan jiwa yang bangkit melalui patriot pembela bangsa. Karena itu, dia meyakini para pendukung tulus untuk memberikan suaranya.

"Kami hanya independen, kami bukan suatu kekuatan yang memiliki uang besar.Jadi jangan bebankan pada kami, kalau ingin Jakarta ini aman, slogan kami 'Jakartaku Aman' untuk menyelamatkan jiwa keluarga kita," katanya.