Presiden Jokowi: Solidaritas Global Perlu Dihidupkan Kembali untuk Tingkatkan Kerja Sama

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan perlu dihidupkannya kembali solidaritas global untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan, salah satu dari empat hal yang ditekannya saat membuka Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-Pihak (HLF-MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 yang digelar di Badung, Bali, Hari Senin.

"Kita semua hendak menciptakan perubahan positif di tengah dunia yang penuh dengan tantangan, baik tantangan terkait pelambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum membaik, maupun ketegangan geopolitik yang terus berlanjut yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan mengganggu rantai pasok global," kata Presiden Jokowi, melansir keterangan Kementerian Luar Negeri, Senin 2 September.

Namun, lanjut Presiden, menurunnya solidaritas internasional, semangat multilateralisme semakin dikesampingkan dan melebarnya fragmentasi sangat disayangkan.

Menurut Presiden Jokowi, pada akhirnya, negara-negara berkembang adalah yang paling terdampak, di mana ada jutaan rakyat negara berkembang adalah yang paling merasakan kesulitan.

"Padahal hanya tersisa enam tahun menuju 2030 dan baru 17 persen target SDGs (Sustainable Development Goals) tercapai," kata Presiden Jokowi.

"Oleh sebab itu, kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru, kita memerlukan langkah taktis baru untuk wujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang," lanjutnya.

Presiden Jokowi saat membuka HLF-MSP dan IAF ke-2 di Bali. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Terkait dengan itu, Presiden Jokowi menekankan empat point. Pertama, pencapaian target SDG harus tetap menjadi fokus utama pembangunan global, yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional termasuk Agenda 2063 Afrika dan didukung Kemitraan Multi-Pihak.

Kedua, Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global membela kepentingan Global South, sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDG.

"Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia Afrika 69 tahun yang lalu," kata Presiden Jokowi.

Ketiga, Indonesia siap bermitra dengan siapapun, utamanya dengan kawasan Afrika sebagai kunci agenda pembangunan global.

Hasil kemitraan Indonesia-Afrika sejauh ini sangat nyata membawa peningkatan pesat volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan.

Indonesia-Africa Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai 3,5 miliar dolar AS, hampir 6 kali lipat dari IAF pertama di tahun 2018.

"Keempat, solidaritas global perlu dihidupkan kembali untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan, untuk meningkatkan kerja sama Utara-Selatan sehingga kita dapat saling melengkapi, dapat saling bahu membahu dalam mengatasi tantangan-tantangan global," jelas Presiden Jokowi.

"Dan dengan semangat yang sama tahun depan, Indonesia akan menyelenggarakan Platinum Jubilee of the Asian African Conference, memperingati 70 tahun KTT Asia Afrika," tambahnya.