Jubir Kremlin Nilai Capres AS Kamala Harris Lebih Mudah Ditebak dibanding Donald Trump

JAKARTA - Rusia melihat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Kamala Harris sebagai lawan yang lebih mudah ditebak daripada Donald Trump dari Partai Republik, meskipun tidak ada prospek perbaikan hubungan dengan Washington, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Dalam wawancara dengan Pavel Zarubin, Peskov juga tampak meremehkan sesumbar Trump, mengenai kemampuannya mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 24 jam, jika ia terpilih kembali dalam Pilpres AS 2024 November mendatang.

Sebelum petahan Presiden Joe Biden mengumumkan pengunduran dirinya dari pemilihan November dan memberikan dukungannya kepada Harris, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Moskow lebih menyukai Biden daripada Trump, menggambarkan Biden sebagai tipe politisi "old school" yang berpengalaman.

Dengan tersingkirnya Biden, Zarubin bertanya kepada Peskov sambil tertawa: "Lalu siapa kandidat kita sekarang?" seperti melansir Reuters 1 September.

Peskov, yang juga tertawa, menjawab: "Kami tidak punya kandidat. Namun, tentu saja, Demokrat lebih mudah ditebak. Dan apa yang dikatakan Putin tentang keterprediksian Biden berlaku untuk hampir semua Demokrat, termasuk Harris."

Sambil menyatakan pemilihan umum adalah masalah internal AS, Presiden Putin dan Peskov telah memberikan berbagai pendapat di waktu yang berbeda.

Pada Bulan Februari, misalnya, Presiden Putin memuji Presiden Biden atas keterprediksiannya, tetapi juga membahas topik sensitif tentang kebugaran mentalnya untuk jabatan dalam komentar yang tampaknya dirancang untuk menimbulkan masalah.

Pada Bulan Juni, ia mengatakan Rusia tidak peduli siapa presiden AS berikutnya, tetapi sistem pengadilan AS jelas digunakan dalam pertempuran politik melawan Trump.

Peskov, dalam wawancara yang dipublikasikan pada hari Minggu, mengatakan, langkah-langkah AS untuk "menginjak-injak kepentingan negara kita" telah melampaui batas yang dapat diterima. Hubungan bilateral berada pada titik terendah yang bersejarah, dengan "tidak ada prospek" saat ini untuk menempatkan mereka di jalur menuju pemulihan.

Juru bicara Kremlin mengatakan, tidak ada "tongkat ajaib" yang dapat menyelesaikan krisis Ukraina dalam semalam seperti yang dijanjikan Trump.

Ia mengatakan adalah "fantasi" untuk membayangkan bahwa presiden AS berikutnya akan mengumumkan dalam pidato pelantikannya bahwa Washington menghentikan bantuan militer ke Ukraina dan menyerukan perundingan perdamaian, dan bahwa hal ini akan mengubah pola pikir di Kyiv.