5 Cara Mengajari Anak Bertanggung Jawab dan Berani Mengakui Kesalahan
YOGYAKARTA – Berani mengakui kesalahan merupakan salah satu sikap bertanggung jawab. Ini perlu diajarkan orang tua kepada anak-anaknya supaya saat mereka mandiri nanti, anak-anak bisa bertanggung jawab atas pilihan hidupnya. Cara mengajari anak tentang tanggung jawab, tentu tidak mudah dan harus diulang-ulang secara konsisten. Bagaimana kiat agar anak berani mengakui kesalahan dan berinisiatif untuk memperbaiki? Begini caranya.
1. Jangan lelah memberi tahu
Anak-anak waspada terhadap reaksi negatif apapun, kata spesialis perkembangan perilaku anak dan penulis You’re Not the Boss of Me, Betsy Brown Braun. Anak-anak juga ingin bahagia dengan perspektif mereka sendiri.
Namun untuk mengajarkan tanggung jawab sehingga mereka berani mengakui kesalahan, harus dilakukan berulang-ulang dan jangan pernah bosan. Anak-anak harus belajar dari hal sederhana dengan instruksi sepanjang waktu. Misalnya, “Selesaikan pekerjaan rumah”, “Ucapkan terimakasih pada nenek”, “Pakai seragam dengan benar”. Lama-kelamaan, anak-anak akan belajar berpikir sendiri.
2. Ceritakan keputusan Anda sendiri
Orang dewasa banyak pilihan yang harus dilakukan setiap harinya. Misalnya, saat alarm berbunyi apakah harus bangun atau tunda, haruskah menelepon atau hanya mengirim pesan teks, haruskan membeli sepatu sekarang atau menunggu saat diskon, dan lain-lainnya. Ceritakan pilihan-pilihan Anda pada anak-anak. Karena anak-anak tidak menyadari hal kecil diperlukan dalam mengambil keputusan. Dengan bercerita, anak-anak mendapatkan contoh dalam membuat keputusan.
3. Ajari tentang konsekuensi
Saat pekerjaan rumah ketinggalan, orang tua kerap membawakannya ke sekolah. Orang tua juga sering membantu membereskan mainan anak-anak mereka setelah bermain. Cobalah untuk mengajari anak-anak tentang konsekuensi. Apabila anak lupa dengan pekerjaan rumah, beri kesempatan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri.
"Jika Anda mengoreksi kesalahan mereka dan menyelesaikan masalah mereka, anak-anak tidak akan pernah belajar bagaimana melakukannya sendiri," kata sosiolog dan penulis Raising Happiness, Christine Carter, Ph.D. dilansir Parents, Rabu, 28 Agustus.
Itu artinya, anak-anak perlu "mengakui kesalahannya" sesekali dan menanggung konsekuensinya. Hal itu membuat mereka belajar memahami bahwa kesalahan bukanlah akhir dari dunia dan mereka dapat mencari cara untuk memperbaikinya.
Baca juga:
4. Jadilah teladan
Orang tua tidak selalu berperilaku sempurna. Tak jarang pula menghindari dari kesalahan yang nyata-nyata dilakukan. Untuk itu, orang tua juga harus belajar dari kesalahan dan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Daripada melempar kesalahan, bertanggung jawab dan mengakui kesalahan akan lebih bisa diterima.
5. Menjadi pelatih bagi anak-anak Anda
Setelah anak-anak mulai mengenali dasar-dasar tanggung jawab, Anda dapat mulai menegur mereka ketika melakukan kesalahan. Saran penulis Raising Accountable Kids, John G. Miller, berikan kesempatan kedua, ketiga, dan keempat untuk tidak menyalahkan orang lain, tetapi mengakui kesalahan diri sendiri apabila melakukannya.
Itulah cara mengajari anak belajar tanggung jawab dan berani mengakui kesalahan. Seperti yang dikatakan di atas, bahwa mengajari anak harus berulang-ulang dan konsisten.