Perundingan Gencatan Senjata Konflik Gaza di Kairo Belum Berhasil Capai Kesepakatan
JAKARTA - Belum ada kesepakatan yang dicapai hingga Minggu malam, saat Israel maupun Hamas tidak menyetujui beberapa kompromi dalam perundingan gencatan senjata konflik Gaza yang digelar di Kairo, kata dua sumber keamanan Mesir.
Perundingan yang berlangsung selama berbulan-bulan gagal menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri kampanye militer Israel yang menghancurkan di Gaza, serta membebaskan para sandera yang tersisa yang ditawan oleh Hamas dalam serangan kelompok militan tersebut pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang tersebut.
Berbicara pada konferensi pers di Halifax, Kanada, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan mengatakan, Washington masih "berusaha keras" di Kairo dengan para mediator Mesir dan Qatar serta Israel untuk mendapatkan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan, melansir Reuters 26 Agustus.
Titik-titik kritis utama dalam perundingan yang sedang berlangsung yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar mencakup keberadaan Israel di apa yang disebut Koridor Philadelphia, hamparan tanah sempit sepanjang 14,5 km (9 mil) di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.
Para mediator mengajukan sejumlah alternatif terhadap keberadaan pasukan Israel di Koridor Philadelphi dan Koridor Netzarim yang melintasi bagian tengah Jalur Gaza, tetapi tidak ada yang diterima oleh para pihak, kata sumber-sumber Mesir.
Israel juga menyatakan keberatan terhadap beberapa tahanan Palestina yang dituntut Hamas untuk dibebaskan, Israel juga menuntut mereka keluar dari Gaza jika mereka dibebaskan, sumber-sumber tersebut menambahkan.
Sementara itu, kelompok militan Palestina Hamas mengatakan Israel telah menarik kembali komitmen untuk menarik pasukan dari Koridor dan mengajukan persyaratan baru lainnya, termasuk penyaringan warga Palestina yang mengungsi saat mereka kembali ke wilayah utara yang lebih padat penduduknya saat gencatan senjata dimulai.
"Kami tidak akan menerima diskusi tentang penarikan kembali dari apa yang kami sepakati pada 2 Juli atau persyaratan baru," kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada TV Al-Aqsa pada Hari Minggu.
Juli lalu, Hamas menerima usulan AS untuk memulai perundingan tentang pembebasan sandera Israel, termasuk tentara dan orang-orang, 16 hari setelah fase pertama dari sebuah perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri perang Gaza, kata sumber senior Hamas kepada Reuters.
Baca juga:
- Petenis Meja Korut yang Selfie Bareng Atlet Korsel di Olimpiade Paris Jalani Pemeriksaan Setibanya di Tanah Air
- Dokter Korea Selatan Peringatkan Lonjakan Kasus COVID-19, Pemogokan Bisa Lumpuhkan Ruang Gawat Darurat
- Ahli Sebut Peretas Iran yang Serang Donald Trump Berpengalaman dan Diduga Terkait Intelijen Militer
- Presiden Taiwan: Kami Tidak Mencoba Merebut Kembali Daratan, Tapi Tidak Mau Diperintah Partai Komunis
Hamdan juga mengatakan Hamas telah menyerahkan tanggapannya kepada para mediator atas usulan terbaru itu, dengan mengatakan pembicaraan AS tentang kesepakatan yang akan segera terjadi adalah salah.
Delegasi Hamas meninggalkan Kairo pada Hari Minggu setelah mengadakan pembicaraan dengan para mediator, kata pejabat senior Izzat El-Reshiq, seraya menambahkan kelompok itu telah menegaskan kembali tuntutannya, setiap perjanjian harus menetapkan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza.