Ditahan KPK, RJ Lino Punya Kekayaan Rp32 Miliar Tahun 2010

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Richard Joost Lino atau RJ Lino. Dia ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka pada Desember 2015 lalu.

Lantas berapa harta kekayaan yang dimiliki oleh mantan Direktur Utama PT Pelindo II ini?

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diunduh di website elhkpn.kpk.go.id, RJ Lino terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 2010 lalu, tepatnya 7 Juni 2010. Dalam laporan itu dia tercatat memiliki total harta sebanyak Rp32.694.486.808 dan tidak tercatat memiliki utang.

RJ Lino tercatat memiliki 21 tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta Selatan, Kota Bandung, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Jepara dengan nilai Rp29.247.350.000. 

Saat itu, dia juga tercatat memiliki harta kekayaan berupa tiga mobil yaitu dua unit Chevrolet Captiva keluaran 2008 dan Mitsubishi Grandis keluaran 2006 dengan nilai Rp650 juta.

Selanjutnya, RJ Lino juga tercatat mempunyai harta bergerak lainnya berupa logam mulia, barang seni dan antik, dan lainnya yang tak disebut senilai Rp1,6 miliar. 

Dalam LHKPN itu, dirinya juga tercatat memiliki giro setara kas senilai Rp1.197.136.808 dan uang dengan pecahan dolar Amerika Serikat sebanyak 84.587.

Profil RJ Lino

Richard Joost Lino atau RJ Lino lahir di Kota Ambon pada 7 Mei 1953. Dia merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Sipil. Selanjutnya, dia memperoleh gelar S2 Administrasi Bisnis dari Institute for Education and Development of Management (IPPM), Jakarta.

Selanjutnya, dia pernah menjabat sebagai Head of CIvil Engineering Departement Technical Division Pelabuhan Tanjung Priok dan Head of Planning and Development Department Technical Division Pelabuhan Tanjung Priok.

Selanjutnya, sebelum menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelindo II, dia pernah menjabat sebagai Head of Planning Subdiroctare Pelindo II dan Head of Civil Engineering Subdirectorate Pelindo II.

Kemudian, dia juga pernah menjabat sebagai Senior Advisor PT Terminal Batubara Indah 1988-1990, Senior Port Planner PT Dwipantara Transconsult, Jakarta, dan Project Director AKR Naning, China. Setelah itu, dia menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelindo II pada 2009.