Berkompetisi di Liga 2, PSIM Yogyakarta Tetap Dibanjiri Sponsor

JAKARTA - PSIM Yogyakarta boleh saja berkompetisi di Liga 2. Namun klub yang bermarkas di Kota Yogyakarta, DIY, ini selalu kebanjiran sponsor.

PSIM, klub yang memiliki sejarah panjang di sepak bola nasional. Bahkan PSIM merupakan salah satu klub pendiri PSSI. Bahkan klub tersebut sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka.

Hanya saja, PSIM menjadi satu-satunya klub pendiri yang masih berkompetisi di kasta kedua. Bandingkan dengan klub tetangga, Persis Solo, yang sudah mentas ke Liga 1. Begitu pula Persija Jakarta, PSM Makassar yang merupakan tim-tim elite di kasta tertinggi.

Meski berkompetisi di Liga 2, namun PSIM tetap mengukuhkan sebagai klub elite. Klub tersebut juga mendapat kepercayaan bagus dari para sponsor. Ini menjadikan PSIM selalu kebanjiran sponsor di setiap musim kompetisi.

Bahkan saat memasuki kompetisi musim2024/2025, PSIM tetap mendapat serbuan sponsor. Tidak kurang 13 sponsor yang mendukung klub berjuluk Laskar Mataram mengarungi Liga 2.

"Memasuki kompetisi musim ini, PSIM mendapat tidak kurang 13 sponsor. Ini jumlah paling banyak dalam sejarah klub. Bahkan dibandingkan klub-klub lain di Liga 2, PSIM sepertinya yang paling banyak mendapat sponsor. Ini bila memperhatikan sponsor pada jersei dan a board. Kami sangat berterima kasih karena kembali mendapat kepercayaan dari sponsor," ucap Direktur Utama PSIM Yogyakarta Liana Tasno saat memperkenalkan sponsor kepada media di Yogyakarta, Jumat, 23 Agustus 2024.

"Ini memang menjadi rekor klub karena kami mendapatkan belasan sponsor. Bahkan pencapaian tersebut melebihi dari apa yang ditargetkan manajemen," katanya lagi.

PSIM mendapat sponsor beragam di antaranya, anak perusahaan Bukalapak, BMoney. Selain itu ada Rexona Men yang hadir sebagai sponsor kedua dengan memberikan dukungan penuh kepada PSIM. Ada pula Taro Net, merek makanan ringan legendaris, minuman berenergi Extra Joss, minuman herbal terstandar Tolak Angin, Russ & Co yang bergerak di dunia fashion

Sponsor berikutnya Kopi Gadjah, merek kopi lokal yang semakin dikenal dan parabola NEX yang memberikan akses kepada para penggemar untuk menikmati setiap pertandingan dengan kualitas tayangan terbaik, produsen buah-buahan Sunpride dan air mineral Crystalin.

Menurut Liana, jumlah sponsor masih akan bertambah. Bahkan perusahaan asing siap mendukung PSIM di kompetisi.

"Rencananya ada produk dari perusahaan Korea Selatan yang sudah menyatakan kesediaannya memberi dukungan sponsor kepada PSIM. Nilainya pun lumayan bagi klub Liga 2," ujar Liana yang menuturkan butuh waktu yang cukup panjang untuk membangun kepercayaan sehingga banyak sponsor yang bersedia mendukung PSIM.

"Terus terang butuh waktu yang cukup lama untuk membangun kepercayaan. Termasuk saat kompetisi harus dibatalkan karena force majeur. Kami memutuskan untuk mengembalikan uang sponsor yang sudah diterima," ujarnya.

Lebih lanjut Liana menuturkan keberhasilan menggaet sponsor tidak terlepas dari audience klub, yaitu suporter PSIM, yang tidak hanya dari Kota Yogyakarta tetapi juga Bantul, Kulonprogo hingga Gunugkidul.

"Sementara untuk tiket, klub Liga 2 rata-rata kategor B dengan harga yang terjangkau atau lebih murah. Kalau kategori A biasanya tiket timnas. Tetapi PSIM bisa antara kategori A dan B. UMR di Yogyakarta hampir 2,5 juta rupiah. Tetapi tak sedikit masyarakat Yogyakarta yang memilii penghasilan di atas UMR. Jadi, penonton bisa lebih banyak dan pertandingan PSIM bisa menjadi hiburan keluarga. Kami memang berharap PSIM bisa menjadi rumah bagi masyarakat," kata Liana lagi.

Sukses meraup sponsor selalu memotivasi PSIM untuk promosi ke Liga 1. Meski tak mudah, Liana tetap berharap PSIM selalu membidik peluang untuk bisa naik kasta.