PBNU Cari Cara Lain Agar Bisa Berkomunikasi dengan Cak Imin

JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mencari cara lain agar dapat berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Ya, kami akan coba berkomunikasi dengan cara lain karena kemarin kita undang tidak hadir, kita sedang cari peluang untuk cara komunikasi yang lain," kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya di Istana Kepresidenan, Jakarta, dilansir ANTARA, Kamis, 22 Agustus.

Gus Yahya merespons perihal ketidakhadiran Cak Imin atas undangan dari panitia khusus bentukan PBNU pada Rabu (21/8).

"Kita belum dapat penjelasan (ketidakhadiran Cak Imin). Kita akan terus berusaha untuk mengomunikasikan juga," lanjut Gus Yahya.

Gus Yahya mengaku ingin menyampaikan sejumlah hal kepada Cak Imin seperti sejarah terbentuknya PKB hingga struktur kepengurusan.

"Karena aspirasi kami sebetulnya sederhana dan sudah kami sampaikan berkali-kali bahwa karena PKB ini dulu dibentuk, memang didirikan oleh NU sebagai organisasi. Mulai dari pusat sampai ke daerah itu yang membuatkan NU sebetulnya. Yang membentuk DPP PKB dulu itu PBNU. Yang membentuk pengurus di provinsi itu pengurus wilayah NU. Untuk pengurus di kabupaten/kota juga pengurus cabang NU. Semuanya yang membuatkan itu NU," katanya.

Menurut Gus Yahya, PBNU dan PKB memiliki struktur kepengurusan yang hampir sama. Namun, PKB memiliki tugas berbeda, yaitu berada di jalur politik.

Dia mencontohkan jika di PBNU terdapat Syuriah dan Tanfidziyah, sementara di PKB, ada Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz.

"Sekarang itu berubah, diubah sama sekali. Dewan Syuro masih ada, Dewan Syuronya, dan sebagainya tetapi kewenangannya sudah tidak seperti semula karena semula seperti di NU sekarang, Syuriah di NU itu kan pimpinan tertinggi, pengendali kebijakan, dan penentu kata akhir dalam semua masalah organisasi," ungkap Gus Yahya.