PDIP Tantang Ridwan Kamil-Suswono Berani Lawan Kotak Kosong di Pilkada Jakarta
JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat menantang bakal pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono, untuk berani melawan kotak kosong.
Mengingat, Ridwan Kamil dan Suswono kini diusung oleh 12 partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus. Tak ada lagi partai politik lain seperti PDIP yang bisa memajukan cagub-cawagub pesaing karena jumlah kursi pengusungan tak mencukupi.
"Deklarasi (Ridwan Kamil-Suswono) kalau itu terjadi, maka PDI Perjuangan secara otomatis tidak bisa mencalonkan diri. Kalau begtu, kami tantang apakah berani pasangan yang deklarasi dengan mmborong semua partai itu melawan kotak kosong? Ya, melawan kotak kosong. Mari kita lihat," ungkap Djarot di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus.
Saat ini terdapat bakal pasangan cagub-cawagub Jakarta jalur independen yang akan mendaftar ke KPU, yakni Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Dharma-Kun berpeluang melawan Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta.
PDIP turut menduga pencalonan Dharma-Kun merupakan skenario yang dibuat kubu pengusung Ridwan Kamil-Suswono sebagai alternatif lawan mencegah peluang kalah dari kotak kosong.
Namun, Djarot mengingatkan saat ini Dharma-Kun tersandung kasus dugaan pencatutan NIK warga secara sepihak untuk menjadi pendukungnya.
"Atau ini akan diloloskan calon independen sebagai calon boneka, ya, karena banyak sekali ya, ini masukan suara dri warga yg merasa atau membuktikan KTP-nya dibegal dicatut ini sudah pelanggaran sungguh-sungguh menurut saya," papar Djarot.
Baca juga:
- Tepis Curhatan Zelenskiy, Inggris Tegaskan Dukungan Penuh ke Ukraina termasuk Penggunaan Rudal Jarak Jauh
- Ribuan Dokter India Tolak Akhiri Mogok Kerja Buntut Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan
- Penembakan di Baltimore AS, Satu Orang Tewas, 7 Terluka
- Ukraina Gempur Kursk, Rusia Balas Rebut Kota Zalizne Donetsk
Di satu sisi, Djarot menegaskan tak sepatutnya pencalonan kepala daerah di Pilgub Jakarta diatur atas kepentingan pribadi. Sebab, pilkada Jakarta merupakan barometer pemilihan skala nasional.
"Jadi kami tantang itu. Mari tetap berdiri teguh bahwa PDI Perjuangan akan melawa siapapun juga yang merusak atau yang bikin demokrasi tidak sehat di kota Daerah Khusus Jakarta, di mana Jakarta menjadi magnet, percontohan perpolitikan Indonesia," tegasnya.