Klaim Ukraina Tempatkan 120 Ribu Tentara di Perbatasan, Presiden Belarusia Kerahkan Sepertiga Militernya

JAKARTA - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan pada Hari Minggu, Ukraina telah menempatkan lebih dari 120.000 tentara di perbatasannya dengan negaranya, dengan Minsk telah mengerahkan hampir sepertiga dari angkatan bersenjatanya di sepanjang perbatasan, lapor kantor berita negara Belta.

Presiden Lukashenko, sekutu setia Vladimir Putin, berbicara dengan latar belakang serangan Ukraina ke Rusia yang dimulai pada tanggal 6 Agustus, saat ribuan tentara Kyiv menerobos perbatasan barat Rusia di wilayah Kursk.

"Melihat kebijakan agresif mereka, kami telah memperkenalkan dan menempatkan di titik-titik tertentu - jika terjadi perang, itu akan menjadi pertahanan - militer kami di sepanjang perbatasan," Belta mengutip pernyataan Presiden Lukashenko dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, dilansir dari Reuters 19 Agustus.

Kyiv tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Sementara, Andriy Demchenko, juru bicara dinas perbatasan Ukraina, mengatakan kepada media Ukraina Ukrainska Pravda pada Hari Minggu, situasi di perbatasan dengan Belarusia tetap tidak berubah.

"Seperti yang dapat kita lihat, retorika Lukashenko juga tidak berubah, terus-menerus meningkatkan situasi secara teratur untuk menyenangkan negara teroris," kata Demchenko.

"Kami tidak melihat adanya peningkatan jumlah peralatan atau personel unit Belarusia di dekat perbatasan kami," tandasnya.

Presiden Lukashenko tidak mengatakan secara pasti berapa banyak pasukan yang dikerahkan Minsk di sepanjang perbatasan.

Sementara, jumlah tentara profesional Belarusia mencapai sekitar 48.000 orang dan sekitar 12.000 tentara perbatasan negara, menurut Military Balance dari Institut Internasional untuk Studi Strategis 2022.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Belarus Viktor Khrenin mengatakan pada Hari Jumat, ada kemungkinan besar provokasi bersenjata dari negara tetangga Ukraina dengan situasi di perbatasan bersama mereka "tetap tegang".

Presiden Lukashenko mengatakan, perbatasan Belarusia-Ukraina dipasangi ranjau "seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan pasukan Ukraina akan mengalami kerugian besar jika mereka mencoba melintasinya.