Sri Mulyani Anggarkan Rp20,3 Triliun di 2025 untuk Perbaiki Sekolah

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengalokasikan setidaknya Rp20,3 triliun yang akan digunakan sebagai anggaran untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak.

Hal ini dikarenakan masih banyak bangunan sekolah yg mengalami kerusakan dengan level ringan hingga rusak berat.

Bendahara Negara itu menuturkan, hal ini juga merupakan mandat Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk mengucurkan anggaran pada revitalisasi sekolah.

"Bapak Presiden terpilih meminta supaya revitalisasi sekolah ditekankan. Kami mengalokasikan Rp20,3 triliun untuk kualitas pendidikan, terutama pada bangunan, karena begitu banyak bangunan rusak berat, menengah, sedang," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN 2025, Jumat, 16 Agustus.

Sri Mulyani biang, proyek revitalisasi bangunan sekolah ini merupakan salah satu program prioritas bagi pemerintahan baru sehingga mereka bisa membuat target rehabilitasi dan perbaikan sekolah untuk tahun 2025.

Lebih jauh, Sri Mulyani mengungkapkan, setidaknya ada 22.000 sekolah yang terdiri dari sekolah umum dan sekolah keagamaan yang akan dilakukan revitalisasi dengan anggaran ntersebut.

"Diharapkan bisa menciptakan multiplier karena ini kontruksinya sederhana bisa dilakukan perusahaan kontruksi lokal. Kita mengharapkan ada dampak terhadap growth dan penyerapan tenaga kerja," sambung Sri Mulyani.

Sementara itu, lanjut Sri Mulyani, anggaran pendidikan selama 2015 hingga 2023 mencapai Rp4006,1 triliun dan anggaran pendidikan di 2025 dialokasikan sebesar Rp722,6 triliun.

Dikutip dari dokumen Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025, kebijakan anggaran pendidikan untuk tahun anggaran 2025 salah satunya dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan revitalisasi sekolah.

Adapun peningkatan kualitas ini dilakukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, terluas (3T) baik pada pendidikan maupun pendidikan keagamaan.

Selain itu, anggaran pendidikan juga ditujukan untuk meningkatkan akses pendidikan, penguatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, hingga penguatan pendidikan vokasi dengan pasar tenaga kerja.