Ukraina Terus Menyerang, Rusia Perkuat Pertahanan Perbatasan
JAKARTA - Rusia meningkatkan pertahanan perbatasan, meningkatkan komando dan kontrol, serta mengirim pasukan tambahan hampir 10 hari setelah Ukraina melakukan serangan terbesar terhadap wilayah kedaulatan Rusia sejak Perang Dunia Kedua.
Serangan cepat ke Rusia terjadi pada 6 Agustus ketika ribuan tentara Ukraina menerobos perbatasan barat Rusia yang sangat memalukan bagi petinggi militer Presiden Vladimir Putin.
Militer Rusia, salah satu negara paling kuat di samping Amerika Serikat dan China, belum menjelaskan kepada publik bagaimana pasukan Ukraina mampu menjadi negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia.
Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, mengatakan staf umum menyiapkan serangkaian tindakan untuk mempertahankan wilayah perbatasan Rusia di Kursk, Bryansk dan Belgorod – yang mencakup wilayah seluas Portugal.
“Pertama-tama, kita berbicara tentang peningkatan efektivitas sistem komando dan kendali melalui kerja sama dengan lembaga penegak hukum lainnya,” ujar Belousov dilansir Reuters, Kamis, 15 Agustus.
Belousov yang ditunjuk oleh Putin pada Mei, mengatakan Rusia mengalokasikan pasukan dan dana tambahan untuk menjamin integritas dan tidak dapat diganggu gugat wilayah Rusia.
Baca juga:
- Inggris Beri Lampu Hijau Senjatanya Bisa Digunakan Pasukan Ukraina dalam Operasi di Rusia
- Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Doha Qatar Dimulai Tanpa Hamas
- Pengawal Hamas yang Bunuh Sandera Israel Mengaku Balas Dendam karena 2 Anaknya Tewas
- Usai Temui Prabowo, Surya Paloh Sebut Momen Anies Bukan Maju Pilkada Jakarta
Meskipun serangan Ukraina telah menunjukkan kelemahan dalam pertahanan perbatasan Rusia dan mengubah narasi publik mengenai konflik tersebut, para pejabat Rusia mengatakan apa yang mereka sebut sebagai “invasi teroris” Ukraina tidak akan mengubah jalannya perang.
Rusia yang menginvasi Ukraina pada tahun 2022, hampir sepanjang tahun telah maju di garis depan sepanjang 1.000 km (620 mil) di Ukraina dan memiliki keunggulan jumlah yang sangat besar. Mereka menguasai 18 persen wilayah Ukraina.