Kadin Sarankan Peningkatan Investasi di Bidang AI dan Infrastruktur Digital

JAKARTA - Pendiri AC Ventures sekaligus Kepala Badan Ekonomi dan Financial Technology Kadin Indonesia, Pandu Sjahrir mengatakan bahwa pemerintah yang akan datang berencana memperbaiki kerangka regulasi dalam pembangunan infrastruktur digital guna meningkatkan nilai ekonomi Indonesia.

Hal ini dilakukan karena menurut Pandu, Presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen. Melihat nilai ekonomi saat ini yang mencapai 4,5-5 persen, maka 3 persen yang tersisa bisa diusahakan dengan investasi di infrastruktur digital. 

“Salah satu rekomendasi dari Kadin adalah mempermudah investasi di bidang-bidang yang berkaitan dengan infrastruktur digital,” kata Pandu kepada media dalam pernyataannya pada Rabu, 14 Agustus di kantor AC Ventures, Jakarta. 

Karena menurutnya, infrastruktur yang memadai akan memungkinkan AI berkembang pesat di Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi, serta menarik lebih banyak investor ke Tanah Air. 

Lebih lanjut, Pandu juga mengungkapkan Indonesia membutuhkan investasi senilai 20 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan hanya untuk membangun infrastruktur digital yang mendukung teknologi AI, berupa pusat data. 

Adapun kapasitas pusat data yang diperlukan menurut Pandu adalah mencapai dua gigawatt, dengan kebutuhan khusus untuk AI yang setara dengan 8 juta hingga 10 juta megawatt.

"Maka dari itu, kita harus bisa menarik lebih banyak lagi investasi di Indonesia, dan pembangunan infrastruktur digital ini menjadi satu langkah untuk bisa mencapai angka 8 persen (pertumbuhan ekonomi) tadi," tuturnya. 

Baru-baru ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mengungkapkan akan menyederhanakan perizinan dan review terhadap regulasi pembangunan pusat data (data center) di Indonesia. 

Dengan kebijakan ini, Pandu berharap bisa meningkatkan investasi transformasi digital. Tidak hanya itu, Pandu juga berharap kehadiran investor ke Indonesia bisa menghadirkan pertukaran pengetahuan. 

“Ya saya harap sih, karena sekarang memang dari sisi kita sendiri pun sudah mulai berinvestasi ke sana selama 18 bulan terakhir. Yang paling penting adalah gimana ya bisa saling kerja sama aja antara pemerintah dengan private sector,” tandasnya.