Jelang HUT ke-79 RI, Jokowi Jajal Naik Trem Otonom

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal moda transportasi trem otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) menjelang gelara upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Jokowi juga didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Plt Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Basuki Hadimuljono, serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.

Usai mencoba trem otonom, Jokowi berharap ke depannya angkutan transportasi massal berbasis listrik tersebut dapat digunakan di IKN dan juga kota-kota lainnya di Indonesia.

“Tadi sudah saya gunakan. Kalau kita pakai trem otonom memang jalan harus lebar, dan jalan di IKN memang sudah didesain lebar, mencukupi untuk itu. Kota-kota lain di Indonesia saya kira semuanya membutuhkan transportasi massal yang berbasis energi hijau. Seperti contohnya Surabaya, Makassar, Medan, Bandung, saya kira sudah memerlukan transportasi massal seperti ini,” kata Jokowi dalam keterangan resmi, Selasa, 13 Agustus.

Jokowi juga mengatakan, salah satu kelebihan dari penggunaan trem otonom adalah biaya yang relatif murah. Sebab, pengoperasian trem otonom tidak berbasis rel dan cukup menggunakan jalan yang sudah ada, sehingga tidak membutuhkan pembangunan infrastuktur.

“Trem otonom kira-kira harganya Rp70-an miliar satu unit rangkaian. Kalau kita mau membangun MRT itu per kilometernya Rp2,3 triliun, kalau kita mau membangun LRT itu kurang lebih Rp700 miliar per kilometer. Bedanya di situ,” ujarnya.

“Problemnya sekarang ini memang hampir di semua kota jalannya kurang lebar. Sehingga tidak semua kota bisa memakai ART,” sambungnya.

Pada kesempatan tersebut, Budi mengatakan, saat ini di IKN terdapat satu rangkaian trem otonom yang akan berfungsi sebagai kendaraan pengumpan (feeder) bagi peserta upacara Hari Kemerdekaan ke-79 RI.

Budi bilang, trem tersebut akan beroperasi dengan kecepatan jelajah 40 km per jam di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur.

“Waktu tempuh untuk satu putaran adalah 5 menit, dengan waktu tunggu di tiap halte 30 detik. Terdapat 4 halte yang akan menjadi pemberhentian trem otonom, yakni Halte Kemenko 1, Kemenko 2, Kemenko 3, serta Kemenko 4,” ujar Budi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, trem otonom akan beroperasi menggunakan tenaga listrik yang bersumber dari baterai.

Hal tersebut diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, juga sejalan dengan konsep dan prinsip IKN sebagai kawasan kota cerdas, hijau, serta berkelanjutan.

“Trem otonom akan melakukan pengisian daya (charging) setelah mobilisasi tamu pagi dan sebelum mobilisasi tamu sore. Posisi trem otonom saat pengisian daya kami pastikan tidak akan mengganggu pergerakan dan lingkungan sekitar karena tidak menimbulkan suara maupun kebisingan dari sarana tersebut,” sebut Menhub.

Budi bilang trem otonom akan melalui Fase Pengujian atau Fase Operasi Trem Otonom (POC) selama 60 hari sejak 10 Agustus hingga 9 Oktober 2024.

Pengujian dimaksudkan untuk lebih mengetahui kelayakan operasi trem otonom.

Setelah POC, sambung Budi, akan dilakukan evaluasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) besama Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN). Kemudian, pada 10 Oktober hingga 31 Desember 2024, trem otonom akan dipamerkan (showcase) untuk umum. Selama masa showcase, masyarakat dapat menikmati trem otonom secara gratis.

“Kami optimistis trem otonom dapat beroperasi dengan baik di IKN dan menjadi percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia dalam menerapkan transportasi massal modern yang cerdas dan ramah lingkungan,” ujar Menhub.