HUT ke-47 Pasar Modal, Jumlah Investor Capai 13,45 Juta di Tengah Ketidakpastian Global

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor pasar modal capai 13,45 juta hingga Juli 2024. Angka ini naik sejak diterapkan kewajiban pembuatan single investor identification (SID) pada 2012.

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat menyampaikan di tengah tantangan global, pasar modal Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan.

Selain itu, Samsul menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan dalam hal digitalisasi, inklusi keuangan, serta peningkatan kualitas dan transparansi pasar. Hal ini sejalan dengan roadmap pasar modal Indonesia tahun 2023-2027

“Sejak diwajibkannya pembukaan SID pada tahun 2012 hingga per Agustus 2024 ini, Jumlah investor pasar modal Indonesia telah tercatat mencapai angka lebih dari 13,45 juta investor,” ujarnya dalam memperingati hari ulang tahun pasar modal Indonesia yang ke-47 di Main Hall BEI, Jakarta, Senin, 12 Agustus.

Selanjutnya Samsul menambahkan jumlah perusahaan tercatat juga telah mencapai angka 935 perusahaan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia. Peningkatan jumlah perusahaan tercatat juga diikuti dengan peningkatan kapitalisasi pasar yang tercatat bernilai Rp12.300 triliun.

Samsul menyampaikan, angka ini diharapkan dapat terus meningkat seiring dengan pertumbuhan performance emittance, peningkatan jumlah investor dan juga peningkatan jumlah perusahaan tercatat.

"Hingga Agustus 2024, rata-rata nilai transaksi harian saat ini sudah mencapai angka Rp11,8 triliun per hari, meningkat sebesar lebih dari 2 ribu persen sejak dua dekade terakhir," jelasnya.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan ketidakpastian global masih akan terus menyertai hingga beberapa periode kedepan hal tersebut turut mempengaruhi dan membawa dampak kepada pertumbuhan stabilitas dan pembangunan ekonomi seluruh dunia termasuk Indonesia.

Namun, Mahendra menegaskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta stabilitas perekonomian dan keuangan nasional tetap dapat terjaga baik.

"Tentu pertumbuhan dan perkembangan pembangunan kita itu tidak terlepas dari kontribusi pasar modal Indonesia yang terus menunjukkan kemampuannya beradaptasi dan menjadi motor stabilitas penting dalam menjaga perekonomian nasional terhadap berbagai tekanan internasional itu," ucapnya.

Oleh sebab itu, Mahendra menegaskan pihaknya bakal terus memperkuat regulasi, meningkatkan kapasitas pelaku pasar, dan turut aktif membangun ekosistem nasional dalam menerapan prinsip environmental, social, dan governance (ESG).

“Kami tentu di OJK terus akan memperkuat regulasi, meningkatkan kapasitas para pelaku pasar, dan terus serta secara aktif membangun ekosistem nasional yang diperlukan untuk mendorong ESG dan mewujudkan pasar modal yang semakin inklusif dan berkelanjutan” ucapnya.