BEI Optimis Pasar Modal Indonesia Tumbuh Positif di 2023 meski Ada Ketidakpastian Ekonomi Global
Jajaran direksi Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis pasar modal Indonesia akan tumbuh positif selama 2023 di tengah ketidakpastian perekonomian di tingkat global.

Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam acara "Temu Manajemen BEI" di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis 2 Februari, menargetkan jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 13,5 juta Single Investor Identification (SID) pada 2023, tumbuh 35 persen year on year (yoy) dibandingkan sebanyak 10,3 juta SID pada akhir 2022.

“Pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan meningkat 35 persen dari 10,3 juta atau naik sekitar 13,5 juta,” kata Iman, dikutip dari Antara.

Dia mengungkapkan jumlah investor pasar modal di Tanah Air sudah bertambah 100 ribu SID sebulan terakhir ini, sehingga total jumlah investor mencapai 10,4 juta SID hingga 31 Januari 2023

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 20 juta SID pada 2027.

Iman menargetkan 57 perusahaan bisa mencatatkan saham perdana di BEI pada 2023, naik dari target 56 perusahaan pada 2022.

Namun demikian, hingga akhir 2022 tercatat sebanyak 59 perusahaan berhasil mencatatkan saham perdana di pasar modal Indonesia, atau melampaui target tahun tersebut.

Dia menjelaskan perusahaan tercatat di Indonesia telah tumbuh sebesar 45,8 persen selama ​​​​​lima tahun terakhir, dan merupakan paling besar di antara kawasan ASEAN, atau hanya kalah dari Malaysia.

Hingga saat ini, tercatat telah ada sebanyak 835 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia.

Dalam kesempatan ini, pihaknya menargetkan kapitalisasi pasar modal di Tanah Air bisa mencapai Rp13.500 triliun pada 2026.

OJK menargetkan kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai Rp15.000 triliun atau 70 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2027.

Hingga akhir 2022, kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai Rp9.509 triliun, dan PDB Indonesia diproyeksikan oleh International Monetary Fund (IMF) mencapai Rp23.386 triliun pada 2027.