Menperin Agus Gumiwang Pacu Nilai Tambah Industri Kelapa Sawit

JAKARTA - Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya menerapkan strategi penguasaan teknologi; kolaborasi triple helix antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri; serta implementasi kolaborasi tersebut dalam skala bisnis, guna meningkat nilai tambah hilirisasi industri kelapa sawit.

"Saya yakin nilai tambah dari sektor ini akan terus bertambah," kata Menperin di Bogor, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Kamis 8 Agustus.

Agus mengatakan hilirisasi kelapa sawit merupakan salah satu program prioritas industri untuk meningkatkan nilai tambah terhadap pemajuan ekonomi nasional.

Pihaknya mencatat nilai ekonomi sektor hulu dan hilir kelapa sawit telah mencapai Rp750 triliun atau setara dengan 3,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2023.

Sedangkan, untuk jenis produk turunan kelapa sawit yang dimiliki Indonesia tercatat sebanyak 193 jenis, angka itu meningkat 150 persen dibandingkan pada 2010.

Mengingat potensi sektor kelapa sawit yang dimiliki Indonesia cukup besar, Menperin menyebut melalui strategi pengembangan teknologi dan kolaborasi itu, pihaknya bisa melakukan inovasi dari yang sebelumnya berpusat pada hilirisasi minyak sawit, menjadi ekspansi ke arah pengolahan biomassa kelapa sawit.

Menurut dia, hal itu dikarenakan selama ini pengolahan biomassa kelapa sawit masih terabaikan, padahal hal tersebut bisa dilakukan dengan cara melakukan pengelolaan limbah produk samping kebun kelapa sawit yang optimal, sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomi biomassa sawit secara masif, terintegrasi, dan berkelanjutan.

Kementerian Perindustrian menyampaikan Peta Jalan (roadmap) Sawit Indonesia Emas 2045 yang kini tengah disusun, berfokus pada keberlanjutan, sehingga bisa memacu sektor ini dalam pemajuan ekonomi nasional.

Roadmap itu merupakan bentuk komitmen dalam mengembangkan industri kelapa sawit nasional.

Hal tersebut karena sektor itu tercatat menjadi tumpuan pekerjaan bagi 4,2 juta orang, menghidupi 20,8 juta jiwa masyarakat Indonesia, serta menyumbang devisa negara Rp750 triliun per tahun, khususnya dari ekspor produk hilir yang bernilai tambah tinggi.