7 Kebiasaan yang Memengaruhi Produksi ASI pada Ibu Menyusui
YOGYAKARTA – Banyak faktor yang memengaruhi produksi ASI pada ibu menyusui. Salah satunya kebiasaan buruk yang tanpa disadari menurunkan jumlah ASI. Menurut konsultan laktasi bersertifikat internasional dan perawat, Melissa Kotlen, IBCLC., RN., umum dan normal pasokan ASI berubah-ubah. Pada suatu kali produksi banyak sekali tetapi keesokan harinya berkurang drastis. Berikut kebiasaan yang memengaruhi produksi ASI pada ibu menyusui.
1. Tidak mengonsumsi cukup kalori
Pascamelahirkan, banyak wanita terburu-buru menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan kalori. Melansir well+good, Kamis, 8 Agustus, tanpa disadari membatasi pola makan dapat mengurangi produksi ASI. Pada masa menyusui, ibu membutuhkan lebih banyak kalori daripada saat kehamilan.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, orang yang menyusui secara eksklusif membakar sekitar 500 kalori ekstra di atas kebutuhan dasar mereka per hari. Ini berarti dibutuhkan banyak energi untuk memproduksi ASI. Jadi, jika Anda mulai mengonsumsi kurang dari 2.000 kalori per hari, produksi ASI Anda kemungkinan akan berkurang, kata Kotlen.
2. Kurang minum air
Jika ibu yang sedang menyusui ingin mempertahankan jumlah produksi ASI, mereka juga perlu minum banyak air. Itu karena selain lemak, protein, dan laktosa, ASI mengandung 87 persen air. Sederhananya, Anda perlu minum air untuk menghasilkan cukup ASI bagi bayi Anda. Jika Anda mengalami dehidrasi, suplai ASI Anda mungkin akan berkurang.
3. Tidak cukup sering menyusui atau memerah ASI
Bagi ibu yang baru pertama kali menyusui, mungkin tidak menyadari harus seberapa sering harus menyusui bayinya. Kata Kotlen, jumlah produksi ASI berkaitan dengan penawaran dan permintaan. Semakin banyak busui merangsang dan memerah ASI, semakin banyak ASI yang akan dihasilkan. Apabila busui tidak cukup sering menyusui atau memerah ASI untuk stok, maka semakin sedikit juga produksi ASI-nya.
Memerah dan menyusui bayi, bisa sekitar 8-12 kali sehari dalam enam bulan pertama kehidupan si kecil. Tetapi juga perlu disesuaikan dengan pola serta isyarat dari bayi Anda. Sebagai informasi yang perlu dipahami, menambahkan susu formula juga memengaruhi produksi ASI busui. Mungkin ada sejuta alasan kenapa menambahkan susu formula, dan semuanya valid. Jika busui menambahkan susu formula secara teratur, dan tidak terlalu sering memompa atau menyusui, hal itu akan memengaruhi suplai ASI-nya.
4. Terlalu stres
Memiliki bayi baru lahir, mungkin membuat seorang ibu kurang tidur, hormon tidak seimbang, dan beradaptasi dengan peran barunya menjadi orang tua. Ini adalah alasan kenapa busui mengalami stres. Stres juga dikaitkan dengan gangguan laktasi, menurut studi yang dilakukan pada tahun 2022 dipublikasikan dalam Clinical Therapeutics.
Apabila mengalami stres, akan memengaruhi produksi ASI. Maka carilah bantuan atau minta pasangan untuk bekerja sama sehingga beban terbagi. Saran Kotlen, memang dibutuhkan banyak orang dan jangan mencoba melakukan semuanya sendiri. Melakukan perawatan diri dan relaksasi juga perlu dilakukan. Misalnya dengan cara sederhana, seperti meditasi, memberi waktu me-time, atau melakukan hal menyenangkan.
5. Kurang tidur
Mendapatkan cukup tidur mungkin satu hal yang menantang pada fase bayi baru lahir. Ibu harus menyusui tengah malam atau bagi buta sedangkan tidur belum sepenuhnya nyenyak. Ini tak berarti Anda tidak harus mengupayakan lebih. Tetapi penting sekali mengenali pola, dan memperbaiki waktu istirahat Anda.
Baca juga:
6. Minum terlalu banyak kafein
Kafein bersifat diuretik, artinya membuat Anda banyak buang air kecil. Jika Anda meminum minuman kafein dalam jumlah banyak, mungkin akan kehilangan banyak cairan dan mengalami dehidrasi. Minum kopi secangkir yang rata-rata mengandung 100 miligram kafein, tidak akan menurunkan produksi ASI. Tetapi tidak boleh lebih dari itu, karena akan berpengaruh pada produksi ASI, jelas Kotlen. Belum lagi jika sang bayi sensitif terhadap kafein. Jika si kecil yang menyusu mengalami reaksi terhadap kafein, mereka mungkin juga sulit tidur setelah menyusu. Jadi penting memperhatikan reaksi bayi setelah menyusu ibu yang habis minum kopi.
7. Tidak menjaga kesehatan
Kotlen menjelaskan, terkena flu atau pilek tidak akan mengurangi produksi ASI. Namun gejala yang menyertai penyakit, termasuk demam, muntah, dan diare, dapat mengurangi produksi ASI untuk sementara. Saat busui kehilangan cairan, baik melalui keringan, muntah, atau buang air besar berlebihan, tubuh akan kehilangan nutrisi juga. Ini akan mengurangi produksi ASI.
Saat sakit, ibu menyusui mungkin juga kehilangan napsu makan. Ini akan memengaruhi ketercukupan kebutuhan kalori sehingga produksi ASI berkurang. Nah, jika ibu menyusui sakit, cobalah menjaga tetap makan makanan bernutrisi serta cukup minum air mineral. Kebiasaan yang memengaruhi produksi ASI ibu menyusui di atas, penting dipahami. Selanjutnya, melakukan yang terbaik membantu si kecil mendapatkan nutrisi cukup lewat ASI dan mendukung pertumbuhannya tetap sehat.