Mengenal Hormon yang Merangsang Pengeluaran ASI serta 4 Hal yang Memengaruhi Produksinya
Ilustrasi (Helena Lopes/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Bagi ibu menyusui, ASI melimpah adalah kunci. Kondisi itu selain membuat nutrisi si kecil tercukupi dengan baik, juga bisa membuat suasana hati ibu menjadi lebih tenang dan bahagia. Tapi bagaimana kalau ada masa ASI sedikit keluar? Nah, alangkah baiknya ibu memahami hormon yang merangsang pengeluaran ASI serta 4 hal yang memengaruhi produksinya.

Hormon prolaktin

Hormon pertama yang sangat penting dan berpengaruh pada produksi ASI adalah prolaktin. Hormon ini terjadi ketika saat buah hati mengisap puting. Fungsi utama dari hormon prolaktin adalah memproduksi ASI.

Ketika si kecil mulai menyusu, ia mengirimkan sinyal pada tubuh ibu bahwa ia butuh lebih banyak ASI. Kemudian tubuh akan merespons dengan memproduksi lebih banyak hormon prolaktin yang kemudian akan memproduksi lebih banyak ASI.

Dengan kata lain, semakin sering si kecil menyusu, semakin banyak prolaktin yang diproduksi, makin banyak pula suplai ASI. Hormon ini juga dapat mencegah ovulasi, sehingga banyak yang beranggapan kalau menyusui adalah bentuk kontrasepsi alami.

Pernyataan ini memang ada benarnya, bu. Hormon prolaktin memang menghambat siklus menstruasi dan mencegah kehamilan, tapi tidak 100 persen efektif. Ibu masih dapat hamil walaupun sedang menyusui.

Hormon oksitosin

Seperti hormon prolaktin, oksitosin juga merupakan hormon yang diproduksi oleh tubuh ketika anak sedang mengisap ASI. Hormon ini memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah stimulasi Let Down Reflex atau LDR, di mana payudara mengeluarkan ASI ketika bayi sedang menyusu pada payudara yang lain.

Selain stimulasi LDR, hormon yang muncul ketika ibu sedang bahagia ini juga merangsang kontraksi rahim yang akan mengecilkan rahim ke kondisi semula. Selain saat senang, hormon ini juga diproduksi ketika ibu dan bayi sedang membangun ikatan. Seperti saat bermain dengannya.

Oksitosin juga dapat menjauhkan ibu dari postpartum depression atau depresi pasca melahirkan. Jadi, usahakan untuk rutin menyusui dan tetap menjaga mood yang positif. Kalau ibu sedang mengalami kurang lancar ASI, padahal sudah melakukan banyak hal untuk melancarkan ASI, ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Berikut 4 kondisi yang membuat ASI ibu berkurang.

Terlalu banyak minum kafein

Tenang saja, ibu tetap dapat minum kopi, teh, dan tetap makan cokelat, kok. Asal tak berlebihan. Kafein membuat dehidrasi, padahal ibu butuh banyak air agar produksi ASI tetap lancar. Efek lain dari kafein yang perlu ibu ketahui adalah zat tersebut dapat masuk ke dalam tubuh si kecil dan membuatnya gelisah atau sulit tidur.

Merokok dan minum-minuman beralkohol

Secara umum, 2 kebiasaan ini memang bukan gaya hidup sehat bagi tubuh. Risiko itu tentu bertambah bagi ibu menyusui. Rokok dan alkohol menghambat produksi hormon oksitosin. Alkohol juga dapat masuk ke tubuh si kecil lewat ASI dan berisiko menghambat proses tumbuh kembang anak.

Mengonsumsi obat

Beberapa obat dapat memengaruhi produksi ASI, misalnya antihistamine atau decongestant. Sebaiknya, ibu memberitahu apoteker atau dokter bahwa sedang menyusui, agar dokter memberikan resep yang aman untuk ibu menyusui.

Memakai kontrasepsi hormonal

Jika menggunakan alat KB, bisa jadi hal itu memengaruhi suplai ASI. Pastikan Anda menggunakan alat kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui.