AXEAN Festival di Bali Ajak Penikmat Musik Temukan Musisi Favorit Baru
JAKARTA - Gelaran lintas-negara AXEAN Festival tahun ini akan digelar di Bali. Festival ini akan berlangsung selama dua hari di Jimbaran Hub, Badung pada 28 dan 29 September.
Festival ini dirancang bagi musisi-musisi di kawasan Asia Tenggara untuk memperluas pengaruh musiknya. Mereka akan bertemu dengan banyak pelaku di industri musik dunia.
Namun begitu, AXEAN Festival juga ditujukan bagi penikmat untuk menambah perbendaharaan musik mereka. Line up yang didominasi dari Asia Tenggara merupakan musisi dan grup yang belum terlalu dikenal namun memiliki karya-karya yang menarik untuk diketahui.
“Saya berharap mereka yang datang menonton dapat menemukan grup favorit baru mereka di AXEAN Festival,” kata Piyapong Muenprasertdee sebagai co-founder dan pemimpin tim AXEAN Festival, saat konferensi pers di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Agustus.
Sejauh ini, ada lebih dari 40 penampil dari 14 negara yang dipastikan bergabung. Lima penampil asal Indonesia yang akan tampil adalah Batavia Collective, Dialog Dini Hari, Skandal, Grrrl Gang, lightcraft, Skandal, dan Milledenials.
Sementara, dari Singapura ada Josh Makazo, Linying, Rangga Jones, dan San & The Workshop. Kemudian, dari Kamboja ada M-Fatt, Norith & YuuHai, RuthKo, dam Vanthan.
Baca juga:
Selanjutnya, dari Thailand ada Common People Like You, Gabe Watkins, LUST, mindfreakkk, dan VVAS. Sementara dari Filipina ada bird., crwn, Maki, Munimuni, dan Muri.
Musisi lain yang juga hadir adalah At Adau (Malaysia), COTERIE (Australia), Funkindustry (Perancis), HARIKUYAMAKU (Jepang), I’mdifficult (Taiwan), Puman (Tiongkok), The Dinosaur’s Skin (Taiwan), The Hertz (Hong Kong), Tuimi (Vietnam), dan Uudee's Swashbuckling Dandies (Mongolia).
Satria Ramadhan selaku co-founder AXEAN Festival juga punya harapan lain. Dia berharap penampil luar negeri yang akan tampil, mendapatkan pasar baru di Indonesia.
“Selain itu, harapannya untuk band-band dari luar (negeri) yang main di AXEAN, kedepannya mereka bisa main di festival musik lain di Indonesia. Agar festival musik di sini juga lebih berwarna,” pungkas Satria.