Wakapolda Kaltara Tinjau Konservasi Mangrove, Habitat Bekantan di Tarakan
TARAKAN - Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Kalimantan Utara, Brigjen Pol. Golkar Pangarso Rahardjo Winarsadi, S.H., S.I.K., M.H., bersama Dirpamobvit Polda Kalimantan Utara, Kombes Pol. Joko Bintoro, S.H, S.I.K, M.H., Kapolres Tarakan, AKBP Adi Saptia Sudirna, dan Kapolsek Tarakan Barat, IPTU Sri Djayanti Madogo, S.Tr.K., mengunjungi lokasi konservasi mangrove dan bekantan di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) pada Minggu, 4 Agustus. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau upaya pelestarian ekosistem mangrove dan perlindungan bekantan (Nasalis larvatus), primata endemik Kalimantan yang terancam punah.
Brigjen Pol. Golkar Pangarso Rahardjo Winarsadi menjelaskan bahwa hutan mangrove di Tarakan memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Mangrove berfungsi melindungi garis pantai dari erosi, badai, dan tsunami, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies ikan, burung, dan hewan lainnya. Selain itu, mangrove membantu menjaga kualitas air dengan menyaring polutan dan mempertahankan keseimbangan ekosistem air.
"Konservasi mangrove sangat penting untuk memastikan kelestarian ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati di Tarakan. Kami akan terus mendukung upaya pelestarian ini melalui berbagai program dan kerja sama dengan berbagai pihak," ujar Brigjen Pol. Golkar Pangarso Rahardjo Winarsadi di lokasi konservasi mangrove, Tarakan, Kaltara.
Bekantan yang merupakan primata endemik Kalimantan sangat bergantung pada hutan mangrove untuk kelangsungan hidupnya. Spesies mereka menjadi fokus utama dalam program konservasi di Tarakan.
Hewan yang juga menjadi ikon Taman Impian Jaya Ancol Jakarta ini merupakan spesies langka yang dilindungi. Upaya konservasi yang dilakukan meliputi perlindungan habitat, rehabilitasi hutan mangrove, penelitian dan monitoring populasi bekantan, serta edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Baca juga:
"Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, LSM, akademisi, dan komunitas lokal, kami berupaya menjaga dan meningkatkan populasi bekantan. Edukasi kepada masyarakat juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian bekantan," tambah Brigjen Pol. Golkar Pangarso Rahardjo Winarsadi.
Upaya konservasi mangrove dan bekantan di Tarakan menghadapi berbagai tantangan, termasuk konversi lahan mangrove untuk pertanian dan pembangunan, perburuan liar bekantan, serta pencemaran dari aktivitas industri dan rumah tangga. Meski demikian, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut, seperti pembentukan kawasan konservasi, proyek rehabilitasi mangrove, dan kampanye perlindungan satwa liar.
"Kolaborasi antara pemerintah, LSM, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan konservasi ini. Dengan upaya yang berkelanjutan dan kerjasama yang solid, kami optimis bahwa konservasi mangrove dan bekantan di Tarakan akan berhasil," tutup Brigjen Pol. Golkar Pangarso Rahardjo Winarsadi.