Pejabat Pentagon Sebut AS Mungkin Menambah Jumlah Hulu Ledak Nuklir yang Dikerahkan
JAKARTA - Amerika Serikat mungkin menambah jumlah hulu ledak nuklir yang dikerahkan, namun menjadi wewenang presiden untuk memutukan masalah tersebut, kata pejabat Departemen Pertahanan (Pentagon).
Penjabat Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Luar Angkasa Vipin Narang mengatakan, "tanpa adanya perubahan dalam lintasan nuklir" Tiongkok, Korea Utara dan Rusia, "kita mungkin mencapai titik di mana perubahan dalam ukuran atau postur pasukan kita yang dikerahkan saat ini diperlukan."
"Tidak perlu menambah persediaan saat ini, tetapi penyesuaian terhadap jumlah kemampuan yang dikerahkan mungkin diperlukan jika musuh kita terus mengikuti jalur mereka saat ini," katanya di Pusat Studi Strategis dan Internasional kemarin, melansir TASS 2 Agustus.
Narang menambahkan, "hanya Presiden yang dapat membuat keputusan itu," dan langkah ini berarti "dia telah menyimpulkan bahwa perubahan tersebut diperlukan untuk menghalangi musuh, membela Amerika Serikat, dan memenuhi komitmen kita kepada sekutu dan mitra kita."
Ia juga mengatakan, dengan mengacu pada Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, Washington tidak perlu secara numerik mengimbangi pesaingnya dengan jumlah hulu ledak yang berbeda atau lebih banyak dari "jumlah total pasukan gabungan" mereka untuk menghalangi mereka.
Baca juga:
- Brasil, Meksiko dan Kolombia Minta Venezuela Rilis Penghitungan Suara Lengkap
- Presiden Erdogan Bilang ke Presiden Biden, Pembunuhan Ismail Haniyeh Pukulan Telak Bagi Upaya Gencatan Senjata
- Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah: Pembunuhan Para Tokoh Bertujuan untuk Melemahkan Poros Perlawanan
- Bicara dengan Paus Fransiskus, Presiden Erdogan Sebut Israel Jadi Ancaman Buat Kawasan dan Kemanusiaan
"Faktanya, justru sebaliknya: kami berkomitmen untuk mengerahkan hanya apa yang diperlukan untuk secara kredibel menghalangi musuh dan melindungi rakyat Amerika serta sekutu dan mitra kami," tandas Narang.