Isyarat Pemangkasan Suku Bunga the Fed Semakin Dekat, Rupiah Berpotensi Menguat

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 1 Agustus 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup naik 0,14 persen di level Rp16.237 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,31 persen ke level harga Rp16.243 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga dapat dilakukan paling cepat pada bulan September jika inflasi tetap sesuai dengan ekspektasi.

"Powell, yang berbicara pada konferensi pers setelah keputusan Fed untuk tidak mengubah suku bunga acuannya, menyalakan harapan investor untuk pemotongan suku bunga pada bulan September dengan menyatakan bahwa para pembuat kebijakan semakin yakin bahwa inflasi terus mendekati target 2 persen," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 2 Agustus.

Dari sisi dalam negeri, aktivitas manufaktur nasional tercatat mengalami kontraksi setelah bertahan di level ekspansi selama 34 bulan berturut-turut. Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2024 kini berada di level 49,3 atau turun 1,4 poin dari bulan sebelumnya.

Berdasarkan laporan S&P Global, PMI manufaktur tercatat terkontraksi di bawah level 50 terakhir kali pada Agustus 2021 saat masa pandemi. Kala itu, PMI manufaktur Indonesia berada di level 43,7. Setelah itu, kinerja manufaktur terus berekspansi. Kondisi operasional manufaktur pada Juli 2024 terkontraksi disebabkan tingkat output dan permintaan baru turun pada tingkat sedang.

Faktor utama yang menjadi penyebab penurunan indeks PMI manufaktur, yaitu permintaan pasar yang menurun drastis sehingga penjualan merosot untuk pertama kali dalam 1 tahun terakhir. Hal ini diikuti dengan ekspor yang masih melemah dan penundaan pengiriman barang.

Laporan S&P Global juga menunjukkan bahwa produsen memilih untuk sedikit mengurangi aktivitas pembelian mereka pada Juli yang menandai penurunan pertama sejak bulan Agustus 2021. Volume susunan staf juga dikurangi dengan penurunan paling tajam selama hampir tiga3 tahun. Ditemukan banyak laporan bahwa kontrak karyawan tidak diperbarui.

Sementara itu inflasi harga input berkurang pada Juli meski masih tinggi. Kenaikan umum pada harga bahan baku ditambah dengan nilai tukar yang buruk mendorong biaya inflasi pada periode survei terkini.

Produsen menanggapinya dengan menaikkan biaya secara maksimal selama 3 bulan. Dalam 12 bulan mendatang, kepercayaan diri tentang masa depan mencapai level tertinggi sejak Februari. Perusahaan percaya diri volume penjualan akan membaik dan kondisi pasar akan menguat pada tahun mendatang.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024 dalam rentang harga Rp16.180 - Rp16.260 per dolar AS.