Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 6 Agustus 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 5 Agustus 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup naik 0,07 persen di level Rp16.189 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,49 persen ke level harga Rp16.154 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan serangkaian pembacaan ekonomi AS yang mengecewakan terutama pada aktivitas manufaktur dan pasar tenaga kerja mendorong kekhawatiran ekonomi terbesar di dunia itu melambat lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Ibrahim menyampaikan, prospek ekonomi yang lebih lemah juga membuat para pedagang memperkirakan potensi pemotongan suku bunga yang lebih dalam oleh Federal Reserve, yang baru-baru ini mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga pada bulan September mungkin terjadi.

"Bank sentral diperkirakan berpotensi memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September dan dapat mengakhiri tahun dengan suku bunga turun sebesar 100 basis poin, CME Fedwatch menunjukkan," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 6 Agustus.

Dari sisi dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2024 sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy).

Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal kedua 2023, yang sebesar 5,17 Persen.

Sementara secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi RI tercatat 3,79 persen.

Sedangkan, sepanjang semester pertama 2024 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,08 persen.

Sebelumnya, pemerintah melalui kementerian keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi indonesia dikyartal kedua 2024 akan mencapai 5,0 persen secara tahunan(yoy).

Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh terjaganya konsumsi rumah tangga dan investasi yang mulai meningkat.

Ibrahim menyampaikan bila dilihat ke belakang, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama pada 2019 sebesar 5,06 persen.

Lalu anjlok pada 2020 menjadi 2,97 persen imbas pandemi. Kemudian pada 2021 turun lebih dalam menjadi 0,69 persen.

Namun, pada kuartal pertama 2022, ekonomi Tanah Air mulai bangkit dengan tumbuh 5,02 persen dan pada 2023 naik tipis dengan pertumbuhan 5,04 persen.

Kemudian, pada kuartal I 2024 pertumbuhan ekonomi RI mencapai 5,11 persen.

Sementara itu, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp5.536,5 triliun.

Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp3.231 triliun. Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada kuartal kedua 2024, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditumpang oleh lapangan usaha konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,67 persen, perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,63 persen, serta informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,5 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Selasa, 6 Agustus 2024 dalam rentang harga Rp16.140 sampai Rp16.210 per dolar AS.