Heniyeh Tewas di Iran, Presiden Pezeshkian: Kemarin Saya Mengangkat Tangannya, Hari Ini Memikul Peti Matinya
JAKARTA - Presiden Masoud Pezeshkian menyebut tewasnya Ismail Haniyeh akan memperkuat ikatan antara Iran dengan Palestina, sementara Kementerian Luar Negeri menyebut tumpahnya darah Kepala Kantor Biro Politik Hamas itu tidak akan sia-sia.
Dalam unggahannya di media sosial, Presiden Pezeshkian menyebut Iran tengah berduka atas wafatnya Haniyeh.
"Kemarin, saya mengangkat tangannya yang penuh kemenangan dan hari ini saya harus memikul peti matinya di pundak saya," tulis Presiden Pezeshkian di X, seperti dikutip 31 Juli.
"Pembunuhan Haniyeh akan membuat ikatan antara Iran dan Palestina lebih kuat dari sebelumnya, dan jalan perlawanan dan pembelaan terhadap kaum tertindas akan diikuti lebih kuat dari sebelumnya," katanya.
Kelompok militan Palestina Hamas mengonfirmasi Ismail Haniyeh tewas di Teheran pada Hari Rabu. Ia berada di ibu kota Iran untuk mengikuti pelantikan presiden terpilih pada Selasa sore.
Sebelumnya, Ia sempat bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Pezeshkian dalam kesempatan terpisah sebelum pelantikan.
"Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial dan kehormatannya dan akan membuat penjajah teroris menyesali tindakan pengecut mereka," tegas presiden Iran.
Baca juga:
- Palestina Kecam Pembunuhan Haniyeh Sebagai Tindakan Pengecut, Presiden Abbas Umumkan Hari Berkabung
- Upacara Pemakaman Ismail Haniyeh Digelar di Iran Hari Kamis, Dikuburkan di Qatar Hari Jumat
- AU Ukraina Klaim Sukses Menangkis Gelombang Serangan Drone Rusia, Jatuhkan 89 Pesawat Nirawak
- Sebelum Tewas di Teheran, Mendiang Pemimpin Hamas Haniyeh Temui Ayatollah Ali Khamenei dan Masoud Pezeshkian
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, tewasnya Haniyeh tidak akan sia-sia, dikutip dari IRNA.
Haniyeh adalah pejuang yang tak kenal lelah yang memerangi rezim Israel sepanjang hidupnya untuk membebaskan Al-Quds yang suci, kata Nasser Kanaani.
Ia melanjutkan, organisasi-organisasi terkait Republik Islam sedang menyelidiki kasus tersebut.