Bangun Pusat Perbelanjaan di IKN, Pengusaha Mal Minta Tambahan Insentif
JAKARTA - Pengusaha mal yang tergabung di dalam Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) meminta tambahan insentif berupa permodalan ringan atau grace period kepada pemerintah untuk membangun pusat perbelanjaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Sekedar informasi, grace period merupakan kelonggoran waktu dalam melunasi kredit pokok atau bungannya di jangka waktu tertentu.
“Kalau untuk pusat perbelanjaan, kami mengusulkan ada tambahan insentif lagi,” tutur Ketua Umum DPP APPBI Alphonzus Widjaja saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa, 30 Juli.
Alphonzus mengatakan, insentif tambahan tersebut diperlukan karena populasi warga di IKN belum banyak. Sementara, pengusaha mal butuh customer untuk berbelanja.
“Karena Pusat Perbelanjaan itu harus berjuang. Sementara populasinya masih belum banyak. Selama perjuangan ini bisa menanggung beban yang cukup berat. Sehingga dibutuhkan permodalan yang sifatnya ringan,” ucapnya.
Terkait dengan pembangunan mal, Alphonzus mengatakan, pembangunan akan dilakukan secara bertahap.
Dia menjelaskan, pengusaha tidak akan membangun mal dengan ukuran yang besar di IKN.
“Jadi saya kira mungkin untuk tahap pertama di IKN, mungkin pusat belanjanya tidak terlalu besar dulu, ukurannya kecil dan sebagainya. Tapi intinya adalah pusat belanja itu perlu populasi. Sedangkan di IKN populasinya kan masih belum banyak,” jelasnya.
Meskipun ibu kota negara pindah, Aplhonzus mengungkapkan, Jakarta masih memiliki peluang menjadi pusat perdagangan di Indonesia.
Baca juga:
Sebab, setelah tak lagi menyandang sebagai ibu kota, Jakarta justru akan fokus menjadi kota global.
“Kalau di Jakarta saya kira ini justru peluang buat pusat belanja. Kenapa? Kan Jakarta sekarang akan beralih fokusnya menjadi kota global. Salah satunya adalah dengan mendorong perekonomian,” tuturnya.
“Jadi tidak serta-merta dengan IKN terus penduduknya berkurang. Saya kira enggak. Bahkan kemungkinan malah bisa nambah dengan ada kegiatan pemerintah fokus di bidang perdagangan, perekonomian, kemungkinan populasinya justru bisa bertambah malah. Kalau bertambah, pusat belanja otomatis bisa semakin hidup,” sambungnya.