Nissan Bakal Pangkas Produksi Kendaraan di Jepang, Ini Alasannya
JAKARTA - Baru-baru ini, Nissan dikabarkan akan memangkas sepertiga produksi di pabrik terbesarnya di Kyushu, Jepang. Langkah ini diambil karena melemahnya permintaan untuk crossover andalan mereka di Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan Reuters, Selasa, 30 Juli, Nissan berencana memproduksi kurang dari 25.000 unit di pabrik Kyushu bulan ini. Dua sumber anonim menyebutkan, dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 unit model Rogue akan diekspor, hanya setengah dari target awal.
Dengan pengurangan produksi ini, pekerja di lini produksi Kyushu kini bekerja kurang dari delapan jam sehari, turun dari biasanya yang lebih dari tujuh jam sehari.
Nissan, yang bermarkas di Yokohama, juga melaporkan penurunan laba pada periode April hingga Juni dan memangkas proyeksi setahun penuh setelah terpaksa menawarkan diskon besar di AS. Berbeda dengan kompetitor seperti Toyota dan Honda, Nissan tidak menawarkan kendaraan hybrid di AS, yang mengakibatkan mereka tertinggal dalam tren permintaan yang meningkat untuk model hybrid.
Baca juga:
Sayangnya, pabrikan ini belum memberikan tanggapan resmi terkait pengurangan produksi tersebut. Selain di Kyushu, Nissan juga memproduksi crossover di Smyrna, Tennessee, AS.
Dalam upaya mengejar ketertinggalan dari Toyota dan Honda, Nissan berencana menghadirkan mobil kei car di pasar lokal Jepang, menyusul kesuksesan model Sakura. Nissan mempertimbangkan untuk memindahkan produksi ke pabrik Kyushu mulai tahun 2028. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga 500.000 unit kendaraan, dengan 80 persen dari kapasitas tersebut akan digunakan untuk memproduksi kei car EV, sambil mengalihkan produksi model Rogue ke lini produksi lainnya.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Nissan berharap dapat mengatasi tantangan dan memperkuat posisinya di pasar otomotif global.