Pemimpin Houthi Ancam Balas Serangan Udara Israel di Hodeidah Yaman
JAKARTA - Pemimpin Houthi menegaskan bakal merespons serangan udara Israel di dekat Hodeidah Yaman.
Jet tempur Israel menyerang sasaran militer Houthi di dekat pelabuhan Hodeidah Yaman pada Sabtu, 20 Juli menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai 87 orang, sehari setelah pesawat tak berawak Houthi menghantam pusat ekonomi Israel Tel Aviv.
“Responsnya tidak bisa dihindari,” kata Abdulmalik al-Houthi dilansir Reuters, Kamis, 25 Juli.
Serangan kelompok tersebut terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza akan terus berlanjut dan tidak akan terhalang oleh serangan udara Israel, tambahnya.
“Segala sesuatu yang terjadi di pihak musuh Israel akan menjadi insentif yang lebih besar untuk membalas dendam,” kata al-Houthi.
Diberitakan sebelumnya, jet tempur Israel menyerang sasaran militer Houthi di daerah pelabuhan Hodeidah di Yaman pada Sabtu, 20 Juli.
Serangan ini dilakukan sehari setelah pesawat tak berawak/drone yang diluncurkan oleh kelompok yang didukung Iran menghantam pusat ekonomi Israel Tel Aviv.
Penduduk Hodeidah mengatakan kepada Reuters melalui telepon, ledakan terdengar di seluruh kota selama pemboman intensif.
Sementara TV Al-Masirah melaporkan pasukan pertahanan sipil dan petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di tangki minyak pelabuhan.
Baca juga:
- Korban Tewas Kapal Penangkap Ikan Tenggelam di Falkland dengan 5 ABK Indonesia Bertambah Jadi 13 Orang
- Jelang Pertemuan dengan Netanyahu, Trump Desak Diakhirinya Perang Gaza dan Pembebasan para Sandera
- Polisi Inggris Dibebastugaskan Usai Viral Injak Kepala Pria di Bandara Manchester
- Polisi Belgia Geledah 14 Rumah, Tahan 7 Orang dalam Kasus Terorisme
Juru bicara militer Israel mengatakan pelabuhan tersebut digunakan oleh Houthi untuk menerima pengiriman senjata dari Iran.
Sasarannya, yang berjarak lebih dari 1.700 km (1.056 mil) dari Israel, mencakup lokasi-lokasi dengan penggunaan ganda seperti infrastruktur energi, katanya.