Militer AS Cegat Pesawat Pembom Rusia dan China di Lepas Pantai Alaska

JAKARTA - Militer Amerika Serikat (AS) mencegat beberapa pesawat pembom Rusia dan China di wilayah udara internasional dekat pantai Alaska.

Dua pesawat Tu-95 Rusia dan dua H-6 China memasuki  Zona Identifikasi Pertahanan Udara Alaska (Air Defense Identification Zone/ADIZ), kata Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara, Rabu, 24 Juli malam waktu setempat.

“Pesawat itu terdeteksi, dilacak dan dicegat,” kata North American Aerospace Defense Command (NORAD). Mereka tetap berada di ADIZ Alaska dan tidak memasuki wilayah udara AS.

Pesawat pembom tersebut dicegat oleh jet tempur F-16 dan F-35 AS, bersama dengan CF-18 Kanada dan pesawat pendukung lainnya, demikian konfirmasi seorang pejabat pertahanan AS kepada CBS News

Pejabat tersebut mengatakan peristiwa ini menandai pertama kalinya pesawat Rusia dan China bersama-sama memasuki ADIZ Alaska, dan pertama kalinya H-6 Tiongkok melanggar batas Alaska.

Meskipun ADIZ Alaska dianggap sebagai bagian dari wilayah udara internasional, ADIZ ini didefinisikan sebagai wilayah di mana wilayah udara kedaulatan AS berakhir, tetapi “yang memerlukan identifikasi siap pakai terhadap semua pesawat demi kepentingan keamanan nasional,” menurut NORAD. 

Aktivitas pesawat pembom Rusia dan Tiongkok “tidak dilihat sebagai ancaman,” kata NORAD.

Pada Februari, AS mendeteksi empat pesawat tempur Rusia terbang di ADIZ Alaska, begitu pula pesawat militer Rusia lainnya pada Mei 2023.

Sedangkan pada Februari 2023, pesawat tempur Rusia dicegat di sana dua kali dalam satu minggu. Pada bulan yang sama, balon mata-mata Tiongkok terdeteksi di dekat Alaska sebelum akhirnya melintasi benua AS dan ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan.

Aktivitas militer oleh AS, Kanada, Rusia, dan China juga meningkat di Kutub Utara. Beberapa hari yang lalu, Moskow mengatakan pihaknya mengerahkan jet tempur untuk mencegat dua pesawat pembom jarak jauh militer AS yang mendekati perbatasan Rusia di atas Laut Barents di Arktik.

Rusia meningkatkan operasi militer di Lingkaran Arktik, termasuk uji coba rudal hipersonik canggih.

Awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Kanada mengatakan pihaknya berencana membeli 12 kapal selam baru yang mampu melakukan perjalanan di bawah laut es untuk meningkatkan pertahanan wilayah pesisir Arktik yang luas di negara itu.

Sedangkan China memperluas armada bawah airnya sendiri, dan kapal selam Rusia terus mengumpulkan informasi intelijen di perairan Arktik, kata kementerian pertahanan Kanada.