DPR Jadi Tuan Rumah Forum Parlemen Pasifik, Puan Tekankan Pentingnya Kemitraan Maritim

JAKARTA - DPR RI kembali menggelar penyelenggaraan sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP). Ketua DPR RI Puan Maharani menyebut, DPR sebagai tuan rumah forum parlemen negara-negara pasifik itu pun menilai kemitraan maritim dengan sesama negara kepulauan sangat penting demi stabilitas kawasan.

Adapun IPPP kali ini akan digelar pada 24-26 Juli 2024 di Jakarta. IPPP sendiri adalah forum inisiatif diplomasi DPR untuk melibatkan parlemen-parlemen negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik yang selama ini belum banyak dieksplor.

“DPR siap menyambut dengan hangat delegasi Sidang ke-2 Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP),” kata Ketua DPR RI Puan Maharani, Selasa 23 Juli.

Forum IPPP pertama dilaksanakan pada tahun 2018 oleh DPR RI. Namun karena ada kendala Covid-19, pertemuan selanjutnya tidak bisa dilaksanakan. Pertemuan kali ini adalah pertemuan kedua yang diselenggarakan di Indonesia.

Menurut Puan, tujuan forum IPPP dibentuk untuk membangun konektivitas antara DPR dengan parlemen negara-negara pasifik sebagai sesama negara kepulauan dalam berbagai kerja sama.

“Forum ini bertujuan untuk mengembangkan kemitraan di berbagai bidang, termasuk konektivitas dan maritim, dengan negara-negara di kawasan Pasifik,” jelas mantan Menko PMK itu.

Sidang ke-2 Indonesian Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) ini mengangkat tema ‘Partnership for Prosperity: Fostering Regional Connectivity and Inclusive Development’. Tema tersebut diharapkan dapat meningkatkan stabilitas di kawasan pasifik.

“Tema ini akan dapat diterapkan jika kita menjadikan Pasifik sebagai kawasan yang damai dan stabil. Tanpa perdamaian kita tidak dapat melakukan pembangunan yang inklusif, dan mengembangkan konektivitas,” ucap Puan.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu menyampaikan, negara yang terlibat dalam IPPP ini memilki tempat yang sama. Puan juga menyebut anggota IPPP harus dapat berdiri sama tinggi dan harus mematuhi hukum internasional, serta piagam PBB.

“Sebagai satu keluarga besar di Pasifik, kita harus bekerja sama dalam membangun saling kepercayaan (trust), dan saling pengertian (mutual understanding) demi menciptakan perdamaian, dan stabilitas di kawasan,” tuturnya.

“Kawasan Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera tentunya juga akan berkontibusi positif pada perdamaian dan kesejahteraan pada tingkat global,” sambung Puan.

Puan berharap, forum IPPP dapat menjadi wadah bagi parlemen negara-negara pasifik untuk bertukar ide, memperkuat kerjasama, dan menghasilkan solusi nyata dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang bersama.

“Kami juga akan membawa berbagai isu penting untuk dibahas dalam forum salah satunya terkait pembangunan berkelanjutan,” ungkap Ketua Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 tersebut.

Dalam Sidang ke-2 IPPP, parlemen negara-negara pasifik akan membahas sejumlah isu seperti tentang bagaimana menanggulangi perubahan iklim, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, serta dukungan terhadap ekonomi biru dan pariwisata berkelanjutan.

Kemudian parlemen negara-negara pasifik juga akan berdiskusi mengenai upaya memperkuat peran wanita dan pemuda serta persahabatan hingga kerjasama antar budaya.

Acara bergengsi ini akan dihadiri oleh pimpinan dan delegasi parlemen 16 negara di kawasan pasifik. Opening ceremony Sidang ke-2 IPPP yang akan dipimpin Puan sebagai Ketua Sidang digelar pada Kamis (25/7) pagi dan direncanakan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sementara itu rombongan delegasi akan mulai berdatangan sehari sebelumnya yakni pada Rabu, 24 Juli 2024. Selain mengikuti agenda sidang, delegasi IPPP akan diajak tour building ke Gedung DPR.

Pada hari kedua, seluruh delegasi akan diajak untuk berkunjung ke Institut Pertanian Bogor (IPB). DPR sebagai tuan rumah mengajak delegasi IPPP ke IPB untuk melihat penelitian tentang bagaimana cara Indonesia melakukan hilirisasi produk-produk laut yang selama ini belum dilakukan oleh negara-negara kawasan Pasifik.

Dengan kunjungan ini, diharapkan perwakilan negara-negara pasifik akan terinspirasi untuk mengolah berbagai macam sumber daya laut sehingga menjadi mempunyai nilai lebih. Selain itu, para delegasi juga akan dikenalkan dengan produk-produk pertanian sehingga mereka memiliki pengayaan tentang Indonesia.

“Indonesia dengan negara-negara Pasifik memiliki kesamaan sebagai sesama negara kepulauan, yang dikelilingi perairan dan lautan. Inisiasi DPR pada pertemuan ini juga diharapkan agar negara-negara pasifik dapat saling berbagi dan bertukar pengalaman,” terang Puan.

Tak hanya ke IPB, nantinya delegasi IPPP akan diajak untuk berkunjung ke Kebon Raya Bogor dengan tujuan agar peserta acara dapat melihat kekayaan flora Indonesia. Puan mengatakan, langkah ini diambil DPR sebagai salah satu upaya mempromosikan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Indonesia, seperti pada bidang pertanian.

“Sama seperti saat menjadi tuan rumah forum internasional lain, DPR akan mengambil kesempatan untuk mempromosikan berbagai hal mengenai Indonesia yang diharapkan bisa bermanfaat bagi negara dan masyarakat,” ujarnya.

Puan menambahkan, forum ini menjadi simbol komitmen Indonesia dalam membangun kerjasama dan kemitraan strategis dengan negara-negara Pasifik.

“Lewat pertemuan ini, saya berharap kerja sama yang telah dibangun sejak pertemuan IPPP pertama tahun 2018 dapat dilanjutkan,” urai Puan.

Oleh karena itu, Puan mengajak semua pihak untuk ambil perananan dalam penyelenggaraan forum IPPP ini. Ia juga meminta dukungan dari masyarakat demi suksesnya penyelenggaraan Sidang ke-2 IPPP yang akan mengharumkan nama bangsa Indonesia.

“Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia siap menjadi mitra terpercaya dan berkontribusi aktif dalam membangun kawasan Pasifik yang maju dan berkelanjutan,” sebut Puan.

Di sela-sela Sidang ke-2 IPPP, perwakilan DPR juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pimpinan maupun anggota parlemen negara-negara Pasifik yang hadir.

Puan sendiri dijadwalkan melakukan bilateral meeting dengan beberapa Ketua Parlemen negara Pasifik. Antara lain dengan pimpinan parlemen Papua Nugini.