Dapat Sambutan Meriah, "We are Not Going Back" Membahana di Kampanye Perdana Kamala Harris
JAKARTA - Petahana Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mendapatkan sambutan meriah saat menggelar kampanye perdana, usai mendapatkan dukungan maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrat menggantikan Presiden Joe Biden dalam pemilihan November mendatang.
Harris menemui pendukungnya di West Allis Central High School di pinggiran Kota Milwaukee, Wisconsin Hari Selasa. Ini merupakan negara bagian medan pertempuran dengan peran penting dalam menentukan hasil pemilihan.
"Ketika Anda membaca agenda 2025 Donald Trump, Anda akan melihat ia berniat memotong Jaminan Sosial dan Medicare, memberikan keringanan pajak kepada para miliarder, mengakhiri Undang-Undang Perawatan Terjangkau, dan banyak lagi," cuitnya di media sosial X seperti dikutip 24 April.
"We are not going back," kata Harris dalam video di media sosial yang kemudian diikuti sorak-sorai pendukungnya mengucapkan kata-kata yang sama.
Dalam pidatonya selama 17 menit, Harris secara agresif menyerang kelemahan Trump, dengan membandingkan latar belakangnya sebagai mantan jaksa dengan catatannya sebagai penjahat yang dihukum.
Harris mencentang daftar prioritas liberal, dengan mengatakan jika terpilih, ia akan bertindak untuk memperluas akses aborsi, mempermudah pekerja untuk bergabung dengan serikat pekerja dan mengatasi kekerasan senjata yang sangat kontras dengan Trump, calon presiden dari Partai Republik dalam pemilihan 5 November mendatang.
"Donald Trump ingin membawa negara kita mundur," katanya, dikutip dari Reuters.
"Apakah kita ingin hidup di negara yang bebas, penuh kasih sayang, dan hukum, atau negara yang penuh kekacauan, ketakutan, dan kebencian?" tanya Harris.
Kampanye yang riuh itu sangat kontras dengan acara-acara yang lebih kecil dan lebih sepi yang diadakan Biden, menggarisbawahi harapan Demokrat ia dapat menghidupkan kembali apa yang telah menjadi kampanye yang lesu oleh Biden.
Penonton menari dan melambaikan spanduk Harris, sementara nyanyian "Ka-ma-la!" terdengar saat dia naik panggung.
Harris juga menekankan komitmennya terhadap hak reproduksi, isu yang telah mengganggu Partai Republik sejak Mahkamah Agung AS - yang didukung oleh tiga hakim yang ditunjuk Trump - menghapus hak aborsi secara nasional pada tahun 2022.
Terpisah, Harris mengungguli Trump dengan perolehan suara 44 persen berbanding 42 persen di antara pemilih terdaftar dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos nasional, yang dilakukan pada Hari Senin dan Selasa, setelah Biden mengundurkan diri Hari Minggu.
Dalam jajak pendapat yang sama pekan lalu sebelum pengunduran dirinya, Biden tertinggal dari Trump dengan selisih dua poin persentase.
Keduanya berada dalam margin kesalahan tiga poin jajak pendapat. Namun, hasilnya dapat menandakan pergerakan terbatas ke arah Demokrat, serta mungkin menunjukkan bahwa kenaikan Harris ke posisi teratas telah melemahkan momentum apa pun yang diharapkan Trump dari Konvensi Nasional Partai Republik minggu lalu, juga di Milwaukee.
Sebelumnya, Trump saat konferesi pers Hari Selasa menyatakan keyakinannya pada kemampuannya untuk mengalahkan Harris, dengan mencatat pencalonan presiden sebelumnya pada tahun 2020 bahkan tidak bertahan hingga kontes pencalonan pertama di seluruh negara bagian.
Trump menawarkan untuk berdebat dengan Harris beberapa kali. Trump dan Biden memiliki satu debat lagi yang dijadwalkan pada 10 September setelah pertemuan mereka pada 27 Juni.
"Saya ingin berdebat dengannya, dan dia tidak akan berbeda karena mereka memiliki kebijakan yang sama," kata Trump.
Harris dengan cepat mengonsolidasikan dukungan partainya usai pengunduran diri Bidan. Dia merampungkan pencalonan pada Senin malam dengan memenangkan janji dari mayoritas delegasi yang pada konvensi partai bulan depan akan menentukan calon, kata tim kampanye.
Baca juga:
- Menlu China Wang Yi: Palestina Memerintah Palestina Adalah Prinsip Dasar Rekonstruksi Pascaperang di Gaza
- Hamas dan Fatah Tandatangani Deklarasi Beijing, Pengamat: Belum akan Ada Perkembangan Drastis
- Rusia dan Iran Siap Tandatangani Kemitraan Komprehensif
- Menlu China Wang Yi: Menjaga Kepercayaan Menjadi Kunci Rekonsiliasi Faksi-faksi Palestina
Sebagian besar anggota parlemen Demokrat telah mendukung pencalonannya, termasuk para pemimpin partai di Senat dan DPR, Chuck Schumer dan Hakeem Jeffries, yang mendukung Harris pada Selasa dalam konferensi pers bersama.
Kemajuan Harris secara dramatis mengubah pemilihan di mana banyak pemilih tidak senang dengan pilihan mereka. Sebagai wanita kulit hitam dan Asia Amerika pertama yang menjabat sebagai wakil presiden, dia akan membuat sejarah lebih jauh sebagai wanita pertama yang terpilih sebagai presiden AS.
Diketahui, Wisconsin termasuk dalam tiga negara bagian Rust Belt, bersama dengan Michigan dan Pennsylvania, yang sangat penting bagi peluang Demokrat untuk mengalahkan Trump.