Politisi Partai Republik Ramai-ramai Desak Joe Biden Mundur dari Presiden AS Usai Mengundurkan Diri dari Pilpres 2024

JAKARTA - Politisi Partai Republik ramai-ramai mendesak Joe Biden mengundurkan diri dari jabatan Presiden Amerika Serikat, usai ia mengundurkan diri dari kontestasi Pemilihan Presiden 2024 pada Hari Minggu.

Mereka mengatakan, keengganan petahana dari Partai Demokrat itu untuk melanjutkan pencalonannya untuk periode kedua, menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk terus memerintah.

Ketua DPR Mike Johnson, Senator AS J.D. Vance sekaligus calon wakil presiden Donald Trump yang baru saja diumumkan pekan lalu serta anggota parlemen lainnya mendesak politisi berusia 81 tahun itu untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

"Jika Joe Biden tidak layak untuk mencalonkan diri sebagai presiden, ia tidak layak untuk menjabat sebagai Presiden. Ia harus segera mengundurkan diri dari jabatannya. Tanggal 5 November sudah di depan mata," kata Johnson, melansir Reuters 22 Juli.

Yang lain, termasuk Senator Republik Markwayne Mullin, meminta Kabinet Biden untuk mencopotnya dari jabatan dengan menggunakan Amandemen ke-25 Konstitusi AS. Kabinet Biden, yang terdiri dari pejabat yang dipilih langsung oleh presiden, sangat tidak mungkin melakukannya.

"Jika Joe Biden mengakhiri kampanye pemilihannya kembali, bagaimana dia bisa membenarkan tetap menjadi Presiden?" cuit Vance.

Senator Republik Rick Scott dan Perwakilan Elise Stefanik, Tim Burchett, dan Mike Waltz juga meminta Biden untuk mengundurkan diri.

Presiden Biden memutuskan untuk mengundurkan diri dari kontestasi politik yang akan digelar 5 November mendatang, memilih fokus pada tugas-tugasnya hingga masa jabatannya berakhir pada 20 Januari 2025.

Ia kemudian mengatakan mendukung wakilnya, Kamala Harris untuk maju dalam Pilpres AS 2024. Harris pun berterima kasih atas dukungan itu, menyatakan kesiapannya untuk mengalahkan Trump dan menyatukan Partai Demokrat.

Partai Republik telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menjelek-jelekkan Biden atas berbagai isu termasuk imigrasi dan inflasi. Partai Republik DPR juga melancarkan upaya yang gagal untuk memakzulkan Biden yang tidak menemukan bukti adanya kesalahan.

Presiden Biden sendiri telah menegaskan, dirinya akan fokus pada tugas-tugas kenegaraan usai pengunduran diri dari pencapresan, hingga berakhirnya masa jabatannya pada 20 Januari 2025 mendatang.

Sementara, ketika ditanya tentang seruan pengunduran diri, Senator Demokrat Chris Coons dari Delaware, rekan dekat Biden, berkata, "Saya pikir itu konyol."

Terpisah, juru bicara Gedung Putih Andrew Bates mengatakan Presiden Biden akan terus menjabat.

"Dia berharap untuk menyelesaikan masa jabatannya dan memberikan hasil yang lebih bersejarah bagi rakyat Amerika," kata Bates.

"Itu termasuk terus menurunkan biaya, menciptakan lapangan kerja, dan melindungi Jaminan Sosial sambil menentang agenda MAGAnomics yang akan memperburuk inflasi dan mendorong kita ke dalam resesi," tandasnya.