Kalbe Farma, Perusahaan Farmasi Milik Konglomerat Boenjamin Setiawan Ini Luncurkan Tes COVID-19 dengan Air Liur
JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk meluncurkan tes COVID-19 dengan hasil tes setara RT-PCR. Jika RT-PCR mengambil sampel dari lubang hidung, tes yang dikembangkan oleh Kalbe Farma menggunakan sampel saliva atau air liur dan teknologi RT-LAMP untuk mendeteksi SARS-CoV-2 atau COVID-19.
Sekadar informasi, RT-LAMP atau InnoLAMP adalah tes molekuler deteksi COVID-19 kategori nucleic acid amplification test (NAAT) bersama dengan RT-PCR dan TCM sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07/MENKES/446/2021.
Direktur PT Kalbe Farma Tbk Sie Djohan mengklaim hasil tes ini akurat dan relatif lebih nyaman saat digunakan dibandingkan dengan RT-PCR. Tak hanya itu, kata dia, tes ini dapat dengan mudah dilakukan di laboratorium atau klinik pada umumnya. Sebab, hanya menggunakan peralatan yang dibutuhkan relatif sederhana.
Djohan mengatakan pengambilan sampel pun bisa dilakukan secara mandiri. Artinya pengguna bisa menaruh sampel air liurnya sendiri di tabung yang akan disediakan. Sehingga tidak perlu menggunakan tenaga ahli untuk mengambil sampel seperti tes dengan RT-PCR.
"Akurasinya yang juga sangat baik. Karena RT-LAMP ini juga menggunakan teknologi yang sama yaitu tes molekuler yang sama dengan RT-PCR yang dideteksi dengan asam nukleat bukan protein dan tes kita sudah divalidasi, dibandingkan dengan RT-PCR dengan akurasi yang relatif mirip," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 19 Maret.
Selain itu, kata Djohan, kelebihan tes ini dibanding dengan tes RT-PCR adalah hasil yang didapat bisa lebih cepat, bahkan hanya hitungan jam dan tidak perlu menunggu banyak sampel baru diproses di laboratorium.
Baca juga:
- Ada Penggumpalan Darah pada Penerima Vaksin AstraZeneca, Kemenkes: Masyarakat Tidak Perlu Takut, Manfaatnya Lebih Besar
- Ada Kasus Penggumpalan Darah, BPOM Tak Rekomendasikan Vaksin COVID-19 AstraZeneca
- Kalbe Farma, Perusahaan Farmasi Milik Konglomerat Boenjamin Setiawan Ini Dapat Lisensi Obat COVID-19 Senilai Rp15 Triliun
- Per 1 April 2021 Ada Tes Menggunakan GeNose di Bandara, tapi Bukan di Soekarno Hatta
"Bisa dilakukan hanya dalam hitungan tidak sampai 2 jam. Tidak perlu menunggu sampel, kalau RT-PCR kan kita menunggu sampel cukup banyak dulu. Ini kita tidak perlu melakukan itu. Satu dua sampai bisa segera kita lakukan, tes dijalankan tanpa harus fulling dulu. Ini yang membuat tesnya jauh lebih cepat," jelasnya.
Djohan mengatakan, tes kesehatan COVID-19 ini merupakan 100 persen hasil karya anak bangsa yang dikembangkan di Sten Cell & Cancer Institute yang merupakan unit research yang ada di perusahaan milik konglomerat Boenjamin Setiawan ini.
"Diharapkan dengan tes inovatif ini bisa membantu mempercepat dan memperluas kebutuhan screening, identifikasi, maupun contact tracing," katanya.
Tes COVID-19 berbasis saliva ini, kata Djohan juga sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sudah bisa digunakan per hari ini, Jumat, 19 Maret.
"Kita akan kerja sama dengan laboratorium lain. Kita akan suplai. Kita beri pelatihan untuk lab yang berminat. Harapan kami tes ini tersedia cukup luas," tuturnya.