Karena Terlalu Banyak Bekerja, Kenali 7 Tanda Bahaya Ini

YOGYAKARTA – Jika Anda pekerja yang bekerja selama 40-50 jam per minggu, artinya waktu yang sudah lebih dari cukup dilakukan untuk merampungkan pekerjaan Anda, menurut psikolog klinis berlisensi, Randy Simon, Ph.D. Namun, jam kerja cukup menipu kalau dihitung secara rigid. Apalagi jika Anda work from home, yang batasan antara bekerja dan istirahat sulit dibedakan. Faktor lain yang menyebabkan kelelahan bekerja, selain jam kerja, adalah lamanya perjalanan, tanggung jawab di luar, lingkungan kerja, perasaan penghargaan, dan kepuasan kerja. Maka kenali berikut ini, tanda bahaya karena terlalu banyak bekerja.

1. Melakukan hal berisiko untuk relaksasi

Banyak cara bijak untuk relaksasi. Misalnya dengan meditasi atau latihan pernapasan maupun jalan-jalan ke taman. Tetapi bekerja lebih dari 40 jam per minggu dapat membuat seseorang cenderung melakukan hal berisiko untuk relaksasi. Seperti minum alkohol dalam jumlah yang “berisiko”.

Menurut saran Simon, waktu henti penting untuk memulihkan tenaga. Cobalah menghindari menatap layar gawai atau laptop. Pakai waktu sebaik mungkin untuk mendengarkan musik, membaca buku, atau mendengarkan podcast.

Ilustrasi tanda bahaya karena terlalu banyak bekerja (Freepik)

2. Produktivitas terhenti

Jika Anda menambah jam kerja tanpa hasil yang signifikan, artinya jam kerja yang panjang tidak meningkatkan produktivitas. Sebuah makalah penelitian dilansir Healthline, Jumat, 12 Juli, menemukan. Bahwa orang bekerja 70 jam per minggu sebenarnya tidak menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dibandingkan rekan mereka yang bekerja 56 jam. Nah, untuk menghindari kewalahan, hindari menangani semua tugas sekaligus. Multitasking justru membuat Anda menyelesaikan lebih sedikit pekerjaan.

3. Kurang tidur dan merasa lelah di siang hari

Kalau Anda bangun lebih lama, maka lebih sedikit tidur dan akan kelelahan pada siang hari. Jika Anda menjalani hari kerja dalam jangka waktu yang lama, sulit untuk menenangkan diri sebelum tidur, tutur Simon. Kurang tidur, akan membuat Anda kesal, produktivitas menurun, dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Karena risikonya buruk, maka buat timer untuk istirahat selama 17 menit setiap 52 menit bekerja. Jadi waktu 17 menit tersebut bisa dipakai untuk mengobrol dengan teman, peregangan ringan, atau berjalan-jalan ke luar ruangan kerja.

Ilustrasi tanda bahaya karena terlalu banyak bekerja (Freepik/KamranArdinov)

4. Merasa sedih

Bekerja terlalu banyak berdampak buruk pada kesehatan mental. Sebuah studi menemukan, pekerja yang bekerja 11 jam lebih per hari, mungkin melawan depresi dibadingkan mereka yang bekerja 7-8 jam per hari.

5. Jantung bekerja lembur

Seseorang mungkin tidak meyadari ketika stres kerja, tubuh melepaskan hormon kortisol. Hormon ini berdampak buruk pada jantung. Pada gilirannya, dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit arteri koroner, diabetes tipe 2, dan bahkan kanker.

Maka pandai-pandailah mengisi waktu kerja dengan aktivitas menyenangkan. Misalnya dengan memanfaatkan waktu duduk untuk berdiri, atau memakai meja kerja dengan posisi berdiri. Bisa juga merencanakan waktu istirahat dengan menikmati kopi bersama rekan kerja. Atau Anda bisa jalan-jalan ke luar ruang kerja.

6. Punggung dan leher pegal

Pengulangan tidak selalu merupakan hal baik. Sebuah studi dalam jurnal Occipational & Environmental Medicine menemukan bahwa semakin banyak jam kerja akan besar risikonya terkena sakit punggung.

“Bagi wanita, nyeri cenderung muncul di leher, sedangkan pria di punggung bawah. Itu adalah tanda umum stres yang disebabkan oleh ketegangan otot,” kata Simon.

7. Hubungan terpuruk

Bahkan jika Anda memiliki waktu pun, stres dan kelelahan berdampak pada hubungan. Apalagi jika kesibukan pekerjaan, efek buruknya akan memengaruhi hubungan Anda dengan orang-orang di sekitar. Penting dipahami, pekerjaan dapat mengganggu waktu Anda setelah jam kerja. Maka penting untuk membuat batas waktu antara bekerja dan istirahat. Pastikan Anda memiliki waktu luang untuk keluarga, pasangan, dan buah hati di rumah.

Itulah tujuh tanda bahaya karena terlalu banyak bekerja. Bekerja secara produktif, harusnya tidak mengurangi kesejahteraan dan membuat Anda sakit. Artinya, pertimbangkan kembali dan atur jam kerja secara efisien.