Mengapa Penggunaan Warna Penting pada Kostum Penari Saman? Ada Nilai-Nilai Tradisi
YOGYAKARTA - Tari Saman merupakan salah satu tarian asal Indonesia yang terkenal tak hanya di dalam negeri, namun juga populer hingga mancanegara. Tari ini merupakan tarian tradisional dari suku dataran tinggi Gayo, di Aceh. Tari Saman dikagumi karena gerakannya yang atraktif.
Dalam pertunjukkan tari Saman, penari berjumlah banyak dan melakukan gerakan secara kompak dan seirama. Para penari duduk berbaris dan bergerak serentak secara dinamis mengikuti iringan syair lagu. Gerakan dilakukan secara cepat dan saling bersilangan dalam posisi yang tetap kompak, sehingga menjadi pertunjukkan yang menakjubkan.
Tari ini tak hanya menarik karena gerakannya, namun juga memiliki keunikan dari segi atribut pakaian penarinya. Di samping itu, penggunaan warna pada kostum penari Sama mengandung makna penting dalam tradisi masyarakat asal tarian ini.
Kostum tari Saman membawa keunikan tersendiri yang membuat tari ini semakin istimewa. Lantas seperti apa kostum tari Sama dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya?
Baca juga:
Kostum Tari Saman
Kostum penari Saman terdiri dari tiga bagian utama. Di bagian atas kepala, terdapat hiasan bulung teleng atau tengkuluk yang berbentuk persegi dengan dasar kain hitam. Dua persegi ini disulam menggunakan benang yang mirip dengan teknik pembuatan baju.
Untuk bagian tubuh, para penari mengenakan baju Kerawang Gayo lengkap dengan celana dan kain sarung. Baju tersebut adalah baju adat suku Gayo. Baju Kerawang Gayo berwarna dasar hitam dengan sulaman benang putih, merah, dan hijau. Sedangkan pada bagian tangan, dikenakan aksesoris berupa topeng gelang dan sapu tangan.
Penggunaan Warna pada Kostum Penari Saman
Kostum tari Saman memiliki warna yang khas baik yang dikenakan oleh penari laki-laki maupun penari perempuan. Warna pada kostum penari Saman mempunyai arti filosofis menurut tradisi.
Warna-warna yang terdapat pada kostumnya mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, keberanian, kebijakan, keperkasaan, dan keharmonisan para pemakainya. Makna warna tersebut menggambarkan prinsip hidup yang dipegang oleh masyarakat setempat.
Keunikan Tari Saman
Tari Saman telah diakui sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia oleh UNESCO pada 24 November 2011. Tarian ini mampu membuat banyak orang tertarik karena geraknnya yang dibilang berbeda dari tari-tarian lainnnya. Selain itu, tari ini juga memiliki kaitan dengan sejarah penyebaran agama Islam di nusantara.
Mengutip dari buku Mengenal Kesenian Nasional 11: Tari Saman karya N. Fardhilah (2020: 11), tari Saman diciptakan oleh Syekh Saman seorang pendakwah agama Islam di Aceh. Oleh karena itu, tarian ini dinamakan "Saman" sesuai dengan nama penciptanya.
Jumlah Penari Saman
Tari Saman biasanya ditampilkan oleh sekelompok penari yang jumlahnya belasan atau puluhan. Banyaknya penari harus dalam jumlah ganjil. Namun seiring perkembangannya, tarian ini juga dipentaskan oleh perempuan atau dalam campuran antara laki-laki dan perempuan.
Posisi Duduk Penari
Keunikan lain dari tari Saman terlihat dari posisi duduk para penari yang berbaris memanjang ke samping dengan lutut ditekuk. Ketika syair-syair khas Aceh dinyanyikan, para penari menggoyangkan badan ke kiri dan kanan mengikuti ritme lagu. Setiap gerakan dalam tari ini menggambarkan cerita atau pesan tertentu.
Gerakan Penari
Tari Saman tidak bergantung pada musik atau perlengkapan tambahan untuk penampilannya. Sebagai pengganti instrumen musik, tarian ini mengandalkan berbagai variasi gerakan tubuh dan tepukan tangan.
Tari Saman menggabungkan gerakan tepukan tangan dengan berbagai gerakan lainnya seperti guncang, kirep, lingan, sorang saring, dan gerak lengok. Kombinasi gerakan ini menciptakan pola visual yang menakjubkan.
Syair Lagu Tari Saman
Bahasa dan syair dalam tari Saman merupakan campuran antara bahasa Arab dan bahasa Aceh. Syair-syair yang dinyanyikan dalam tarian ini sering kali mengandung misi atau pesan tertentu seperti dakwah, sindiran, pantun nasihat, dan lainnya.
Tari Saman memiliki lima jenis nyanyian yang berbeda. Dimulai dengan regnum sebagai pembukaan, kemudian dering yang dinyanyikan oleh semua penyanyi. Selanjutnya adalah redet, sebuah lagu singkat yang dibawakan di bagian tengah, diikuti oleh lagu syek yang memiliki suara melengking, dan diakhiri dengan saur yang merupakan lagu yang diulang oleh semua penari Saman.
Demikianlah ulasan mengenai mengapa penggunaan warna penting pada kostum penari Saman. Warna kostum penari Saman melambangkan identitas dan prinsip hidup yang bijak, berani, perkasa, dan keharmonisan para penarinya. Baca juga Tari Saman: sejarah dan fakta.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.