Kemenkeu Sebut Penerbitan SBN Masih On Track Penuhi Kebutuhan APBN Tahun Ini

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan bahwa penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) masih berjalan sesuai dengan target (on track) untuk penuhi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto menuturkan

Berdasarkan outlook yang dilaporkan dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Menteri Keuangan dan Bank Indonesia, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto mengatakan, target penerbitan SBN kini lebih rendah jika dibandingkan dengan target awal.

"Dari sisi penerbitan SBN, alhamdulillah on track dalam konteks memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN 2024," kata Suminto mengutip Antara.

Hal tersebut, menurut dia, karena Pemerintah memanfaatkan berbagai instrumen untuk memenuhi kebutuhan belanja negara, tidak hanya dari penerbitan SBN.

Suminto menilai kinerja pasar SBN saat ini cukup baik dengan level imbal hasil (yield) yang terjaga dan terkendali serta penawaran masuk (incoming bid) yang cukup kuat.

Ia menyatakan bahwa hal tersebut merupakan hasil dari upaya Pemerintah yang berhasil menjaga kredibilitas perekonomian nasional di tengah dinamika situasi global yang masih dipenuhi ketidakpastian sehingga meningkatkan kepercayaan investor.

"'Kan SBN itu instrumen yang tradable (bisa diperjualbelikan) maka aktivitas di pasar yang akan membentuk yield SBN," jelasnya.

Meskipun perkembangan yield SBN sangat dipengaruhi pasar, Suminto menuturkan bahwa Pemerintah tetap berupaya untuk mengelola risiko suplainya sehingga level yield tetap dapat terkendali.

"Tentu Pemerintah berkepentingan agar yield SBN itu rasional sehingga Pemerintah tentu dalam penerbitan SBN memiliki strategi penerbitan," imbuhnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada rapat bersama DPR RI di Jakarta, Senin (8/7), memperkirakan yield SBN 10 tahun pada kisaran 6,9—7,1 persen pada Semester II 2024.

Pada Semester I, kata dia, realisasi tingkat imbal hasil SBN sekitar 6,85 persen, atau di atas asumsi APBN 2024 sebesar 6,7 persen.