Lontarkan Lava Pijar 500 Meter, Gunung Ile Lewotolok Masih Erupsi
NTT - Erupsi atau letusan eksplosif masih terus terjadi di Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lontaran lava pijar menjangkau hingga jarak 500 meter keluar dari kawah.
"Berdasarkan hasil evaluasi mulai tanggal 23-30 Juni 2024 menunjukkan masih tingginya aktivitas erupsi, dan erupsi eksplosif masih tetap berlangsung," kata Petugas Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok saat dihubungi, Rabu 3 Juli, disitat Antara.
Namun, ujar dia, baik erupsi dan hembusan asap sudah menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode sepekan sebelumnya.
Dia menjelaskan bahwa tinggi kolom erupsi dapat lebih tinggi dari yang diamati karena faktor cuaca yang menyebabkan pengamatan visual tidak maksimal dilakukan.
Sementara itu aliran lava baru juga pada wilayah Selatan yang mengarah ke Desa Todanara dan wilayah tenggara yang mengarah ke Desa Jontona tidak mengalami perubahan jarak hingga saat ini.
Aliran lava ke arah tenggara terjauh masih pada jarak 1,8 kilometer dan 600 meter ke arah selatan. Sedangkan jarak aliran lava ke arah barat yakni ke Desa Amakaka sampai dengan tanggal 27 Mei lalu masih berada di kisaran 1,3 kilometer dari bibir kawah dan belum menunjukkan penambahan jarak aliran.
"Hal ini mengindikasikan laju aliran lava baik ke arah tenggara, selatan dan barat mulai mengecil atau melambat atau bisa juga telah berhenti," ujar dia.
Baca juga:
- Bapemperda DPRD Jakarta Buat Pasal Pidana untuk Pembuang Limbah Sembarangan
- Kepala Bapanas hingga Kepala Bulog Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Mark Up Impor Beras
- Trauma Ditonjok Gegara Ogah Pakai Masker COVID-19 3 Tahun Lalu, Wanita di Singapura Gugat Polisi Taiwan
- KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru Dugaan Korupsi Pengadaan LNG di PT Pertamina
Secara umum, jumlah gempa menunjukkan penurunan dengan gempa-gempa hembusan masih mendominasi di rekaman. Sementara tremor masih terekam dengan amplitudo rada-rata semakin mengecil.
Tak hanya itu gempa vulkanik dangkal dan dalam masih terekam, namun tidak signifikan. Namun, kemunculan gempa-gempa vulkanik mengindikasikan adanya tekanan atau stres pada tubuh Gunung Ile Lewotolok yang berkaitan dengan suplai fluida magmatik dangkal dan dalam.
Sementara itu, ujar dia, data deformasi masih berfluktuasi, namun menunjukkan adanya deflasi atau pengempisan akibat perubahan tekanan pada tubuh Gunung Lewotolok pada periode sepekan terakhir.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan bahwa aktivitas gunung itu masih pada level II atau Waspada.
Karena itu masyarakat, pengunjung, dan pendaki, tetap direkomendasikan tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan, tenggara, dan barat, masing-masing sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.