Bank Maspion, Perusahaan Milik Konglomerat Alim Markus Kejar Target Modal Inti Rp3 Triliun

JAKARTA - PT Bank Maspion Indonesia Tbk, rencananya menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 April 2021 di Surabaya. Ada dua agenda yang akan dibahas oleh manajemen Bank Maspion dan para pemegang sahamnya.

Dikutip dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 17 Maret, yang akan dibahas dalam RUSPLB adalah pertama, persetujuan atas rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada para pemegang saham yang akan dilakukan oleh perseroan.

Direksi Bank Maspion berencana untuk melakukan PMHMETD untuk memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan penyaluran jumlah kredit atau pinjaman, dan investasi lainya serta untuk memenuhi persyaratan modal inti minimum sesuai dengan POJK 12/2020.

Jumlah saham yang akan dikeluarkan bank milik konglomerat Alim Markus ini dengan mekanisme PMHMETD, sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham. Adapun saham-saham yang akan dikeluarkan dengan mekanisme PMHMETD adalah saham biasa atas nama dengan nilai nominal per saham yang sama dengan nilai nominal per saham perseroan yang telah dikeluarkan, yaitu Rp100.

Kemudian agenda kedua, adalah pengubahan dan penyataan kembali anggaran dasar perseroan untuk menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku khususnya POJK 32.2015 jo POJK 14/2019, POJK 15/2020, POJK 16/2020 dan KBLI 2017.

Sebagai informasi, Bank Maspion sedang mengejar target terkait modal inti bank Rp3 triliun demi memenuhi aturan POJK 12/2020. dengan melakukan penerbitan modal baru atau rights issue.

Dengan adanya mekanisme rights issue, Bank Maspion akan memperoleh dana sebesar Rp725 miliar dengan perkiraan proses due diligence dan perizinan yang memakan waktu sekitar 4-5 bulan. Dengan begitu, realisasi penambahan modal diproyeksikan pada kuartal III 2021.

Adapun, melalui rights issue tahap II, Bank Maspion diperkirakan memperoleh dana senilai Rp938,9 miliar pada 2022.