Bank Maspion Milik Konglomerat Alim Markus Ini Mau <i>Rights Issue</i> Incar Dana Rp3 Triliun
Konglomerat Alim Markus. (Foto: Dok. Nusagates)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Maspion Indonesia Tbk berencana menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham. Hal ini sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) bank berkode saham BMAS ini yang diselenggarakan pada 8 April 2021 di Surabaya, Jawa Timur.

"Rapat menyetujui penambahan modal perseroan dengan mengeluarkan saham baru dari portepel dalam jumlah sebanyak-banyaknya 2.285.792.296 saham dengan nilai nominal RP 100 per saham," ungkap Direktur Utama Bank Maspion, Herman Halim dalam keterangannya yang dipublikasikan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 13 April.

Harga pelaksanaan rights issue belum ditetaplan oleh bank milik konglomerat Alim Markus ini. Namun jika mengacu pada pergerakan harga saham BMAS rata-rata di kisaran Rp 1.300-an, maka dari rights issue ini Bank Maspion diperkirakan akan meraih dana sekitar Rp3 triliun.

Rencana rights issue ini direspons positif oleh investor. Pasalnya, pada perdagangan hari ini, saham BMAS bergerak naik 320 poin ke level Rp1.610 per saham setelah ditransaksikan dengan volume 896 ribu lembar saham dengan frekuensi 100 kali.

Adapun nilai kapitalisasi pasar Bank Maspion saat ini tercatat sebesar Rp7,15 triliun. Sementara total aset perseroan mencapai Rp10,11 triliun dengan liabilitas Rp8,83 triliun dan ekuitas Rp1,28 triliun.

Pada tahun lalu, Bank Maspion membukukan laba bersih Rp66,99 miliar. Saat ini saham Bank Maspion masih dikendalikan oleh PT Alim Investindo dengan kepemilikan 62,01 persen, PT Maspion sebesar 12,46 persen, Kasikornbank Public Company 9,99 persen, PT Guna Investindo 5,87 persen.

Alim Markus, konglomerat asal Surabaya ini juga tercatat sebagai pengempit saham Bank Maspion dengan kepemilikan 1,22 persen. Sisanya digenggam oleh Alum Mulia Sastra, Alim Prakasa, Alim Puspita dan Gunardi dengan porsi kepemilikan di bawah 1 persen saham.