Korut Luncurkan Dua Rudal Balistik Usai Kecam Latihan Militer Gabungan AS-Jepang-Korsel

JAKARTA - Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik pada Hari Senin, setelah sehari sebelumnya mengecam latihan militer gabungan yang diikuti Korea Selatan sehari sebelumnya.

Miiliter Seoul mengatakan, Korut menembakkan satu rudal balistik jarak pendek dan satu rudal balistik lainnya.

Rudal balistik pertama ditembakkan ke arah timur laut sekitar pukul 5:05 pagi waktu setempat dari dekat Changyon, Provinsi Hwanghae Selatan di Korea Utara. Rudal balistik lain yang tidak diketahui terdeteksi sekitar pukul 5:15 pagi dari daerah yang sama, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, melansir Reuters 1 Juli.

Rudal pertama terbang sekitar 600 km (373 mil). Yang kedua terbang sekitar 120 km, dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat menganalisis peluncurannya, tambahnya.

"Kami mengutuk keras peluncuran rudal Korea Utara sebagai provokasi yang secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan mereka berbagi informasi tentang rudal tersebut dengan otoritas Amerika Serikat dan Jepang.

"Militer Korea Selatan akan mempertahankan kapasitas dan posturnya untuk menanggapi setiap provokasi secara luar biasa sambil memantau secara ketat berbagai aktivitas Korea Utara di bawah postur pertahanan bersama Korea Selatan-AS yang kuat," lanjutnya.

Sebelumnya, Korea Utara pada Hari Minggu mengecam latihan militer gabungan oleh Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat yang diadakan pekan lalu, memperingatkan akan adanya "respons yang luar biasa" terhadap latihan semacam itu.

Media pemerintah Pyongyang melaporkan, latihan itu dikritik dengan mengatakan hal seperti itu menunjukkan hubungan di antara ketiga negara telah berkembang menjadi "NATO versi Asia".

Kamis pekan lalu, ketiga negara memulai latihan militer gabungan berskala besar yang disebut "Freedom Edge" yang melibatkan kapal perusak angkatan laut, jet tempur hingga dan kapal induk bertenaga nuklir AS Theodore Roosevelt, yang bertujuan untuk meningkatkan pertahanan terhadap rudal, kapal selam dan serangan udara.

Korea Utara sendiri pekan lalu mengatakan berhasil melakukan uji coba penting yang bertujuan untuk mengembangkan rudal yang membawa beberapa hulu ledak, sebuah klaim yang ditolak oleh Korea Selatan sebagai "tipuan" untuk menutupi peluncuran yang gagal.