Rutin Eksfoliasi? Hati-hati Bisa Bikin Kulit Iritasi dan Berjerawat
JAKARTA - Meski para ahli dermatologi berpendapat bahwa eksfoliasi kulit wajah merupakan cara tepat mengangkat sel-sel kulit mati dan menampilkan kulit segar dan bercahaya dari dalam. Sayangnya, tren produk kecantikan dengan kandungan eksfolian yang booming saat ini justru bisa memberi dampak buruk pada kulit jika digunakan terlalu sering.
Eksfoliasi membantu menghilangkan permasalah kulit seperti kering, berjerawat, mengelupas, dan pori-pori besar. Tapi, eksfoliasi berlebih juga bisa memperburuk kondisi kulit. Jadi, bagaimana cara mengetahui apakah proses eksfoliasi perlu dilanjutkan atau menghentikannya?
Berikut panduan yang perlu Anda ketahui tentang eksfoliasi tentang segala hal tentang pengelupasan kulit, termasuk cara merawat kulit agar kembali sehat setelah Anda melakukan terlalu banyak hal.
“Eksfoliasi kulit berlebih adalah salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan orang-orang,” kata Dr. Aanand Geria, dokter kulit di Geria Dermatology, menyadur Healthline, Jumat, 28 Juni.
“Secara umum, kulit sebaiknya dieksfoliasi hanya satu hingga dua kali seminggu untuk membantu mempercepat pergantian sel kulit tanpa menyebabkan kerusakan.”
Ingat, hanya satu hingga dua kali seminggu. Jika Anda menggunakan asam eksfoliasi setiap hari, ada kemungkinan kulit membutuhkan istirahat.
Untungnya, cukup mudah mengetahui tanda penggunaan produk eksfoliasi berlebih. Tanda-tanda tersebut berupa;
- iritasi
- kemerahan
- Peradangan kulit
Lambat laun, kulit bisa menjadi kering dan bersisik. Bahkan akan muncul ruam sehingga menghasilkan bercak merah tidak merata, hingga pada akhirnya kulit bertekstur. Jerawat merupakan reaksi umum lainnya, terutama jerawat kecil, kasar, dan bergelombang.
Ada satu gejala penggunaan berlebih yang lebih sulit ditentukan yakni kulit memiliki tekstur kencang seperti lilin. Ini sering disalah artikan sebagai kulit bercahaya yang sehat. Padahal ini merupakan efek eksfoliasi berlebih.
“Kulit terlihat seperti lilin karena sel-sel kulit dan minyak alami sudah hilang, sehingga memungkinkan paparan dini pada kulit di bawahnya,” kata Geria. “Kulit tampak bersinar. Namun, kenyataannya sangat kering dan terbuka.”
Dan paparan berlebihan menyebabkan keretakan dan pengelupasan yang menyakitkan, jelas Geria. Sebagai acuan, kulit glowing sehat terlihat montok dan lembap, tidak kering, tipis, atau berlilin.
“Selain itu, kulit bisa jadi lebih sensitif saat menggunakan produk skincare harian” kata Dr. Craig Kraffert, dokter kulit bersertifikat dan presiden Amarte. Dengan kata lain, rutinitas perawatan kulit harian tiba-tiba sebabkan kulit wajah kemerahan, terkelupas, serta muncul sensasi terbakar.
Baca juga:
Jika Anda melihat salah satu reaksi di atas setelah eksfoliasi, baik karena sesi scrubbing wajah yang berlebihan atau penggunaan asam. Geria menyarankan hal pertama yang harus dilakukan adalah berhenti melakukan eksfoliasi sampai kulit Anda sembuh dan berada pada tekstur dasar. Hal kedua yakni menghentikan semua produk pembersih yang mengandung busa, produk retinol, dan eksfoliator fisik maupun kimia. Ketiga, beralih ke pembersih ringan dan pelembab bebas pewangi. Keempat, rawat area yang kemerahan atau kasar dengan bahan kaya emolien seperti Aquaphor atau Aqua Veil. Anda juga bisa menggunakan krim hidrokortison atau gel lidah buaya.