6 Alasan Kenapa Sering Kelelahan Ketika Berinteraksi Sosial
YOGYAKARTA – Terhubung secara sosial efeknya baik buat kesehatan dan diperkirakan memperpanjang usia. Ketika seseorang terisolasi secara sosial berkepanjangan, bahayanya sama seperti merokok lebih dari 15 batang per hari. Namun, jika Anda merasakan kelelahan setelah berinteraksi sosial, ternyata ada alasannya. Jangan-jangan Anda mengalami berikut di bawah ini yang membuat sering kehabisan energi.
1. Terhubung secara sosial 24/7
Terhubung secara sosial tidak hanya kehadiran, tetapi juga terhubung dalam media sosial, seperti kirim pesan, komentar, ataupun gambar serta meme. Bukan berarti pula Anda harus mematikan ponsel sepanjang hari. Hanya saja perlu mengelola waktu supaya tidak 24 jam non-stop bersosial baik lewat interaksi tatap muka maupun “dunia maya”. Artinya, Anda juga perlu memprioritaskan waktu istirahat dari interaksi sosial. Matikan notifikasi saat Anda istirahat dan layani email dalam jangka waktu tertentu.
2. Berosisalisasi tidak berdasarkan kecepatan sosial secara personal
Setiap orang memiliki kecepatan sosial berbeda-beda secara personal. Anda tidak perlu memaksakan kecepatan sosial Anda. Karena jika dipaksakan, Anda akan merasakan kelelahan setelahnya. Melansir mbgRelationship, Kamis, 27 Juni, penting memikirkan kecepatan sosial secara personal. Seperti berapa lama Anda bisa berada dalam interaksi sosial dan optimal bekerja dalam kehidupan sosial. Tujuan mengenali seberapa kecepatan sosial, adalah untuk mengoptimalkan energi tanpa menguras energi.
Rentang perhatian sosial rata-rata orang, selama 30 menit. Berinteraksi dengan klien 120 menit dan bertemu dengan teman baik selama 60 menit. Agar bertahan lebih lama, bisa mengambil jeda istirahat. Seperti dengan jalan-jalan di sekitar tempat bersosial, peregangan, atau lainnya.
3. Introvert yang memaksa menjadi ekstrovert
Menurut psikolog dan pengajar Perpetua Neo, DClinPsy, gaya bersosialisasi antara introvert dan ekstrovert berbeda. Maka mengenalinya penting untuk memaksimalkan tanpa membuat diri Anda kelelahan. Orang ekstrovert paling senang berbicara atau mengobrol dengan orang banyak. Berbeda dengan introvert yang paling bahagia mengobrol hanya dengan dua atau tiga orang saja. Kalau Anda sering kelelahan saat berbicara dengan banyak orang, penting mengenali bagaimana gaya bersosial Anda dan mencari strategi mengembangkan diri tanpa merasa lelah.
4. Terlalu banyak mendengarkan atau menyelesaikan masalah
Kalau Anda sering diandalkan orang lain menjadi pendengar dan menyelesaikan masalah mereka, mungkin suatu kali akan melelahkan bagi Anda. Bersikap baik tentu bagus, tetapi Anda harus tahu batasannya. Karena ini adalah pekerjaan emosional, kenalilah seberapa banyak informasi yang bisa Anda tamping. Ini juga bisa menjadi alasan kenapa Anda sering kelelahan ketika berinteraksi sosial.
Baca juga:
- Jadwal Bukber Padat? Begini 6 Tips Biar Nggak Kelelahan karena Bertemu Banyak Orang
- Penyebab Sindrom Hikikomori, Menarik Diri dari Pergaulan karena Kondisi Kejiwaan
- 6 Cara Menjadi Feminine Energy, Pancarkan Kesan Positif dan Ketenangan Setiap Saat
- Apa itu Social Butterfly: Berikut Penjelasan, Karakteristik dan Keuntungannya
5. Membenci orang yang bergaul dengan Anda
Menyimpan rasa benci dan dendam, terkadang melelahkan. Meski perasaan tersebut Anda simpan sendiri, justru akan menguras habis energi. Alangkah nyaman, ketika Anda bisa menikmati interaksi bersama orang lain dalam perasaan-perasaan positif.
6. Ada hal yang menguras energi di luar interaksi sosial
Kalau di luar interaksi sosial Anda punya masalah yang perlu diselesaikan, baiknya kenali ini. Sebab, kadang Anda punya energi 100 persen tetapi tidak teralokasikan dengan optimal karena memikirkan hal lain yang lebih menguras energi. Misalnya saat mengalami krisis, musim yang sibuk, menunggu kabar seseorang, dan lainnya. Ini akan membuat energi Anda mudah terkuras meski berinteraksi sosial dalam waktu minimal.
Itulah keenam alasan kenapa sering kelelahan ketika berinteraksi sosial. Seperti yang dijelaskan di atas, penting mengenali batasan personal. Baik tentang berapa waktu yang dialokasikan untuk bersosial, hingga mengenali gaya bersosial.