Ekonom Perkiraan Naraca Transaksi Berjalan Defisit Sebesar 0,94 persen Pada 2024
JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede ungkapkan secara keseluruhan 2024, neraca transaksi berjalan akan mencatatkan defisit sebesar 0,94 persen dari PDB atau melebar dari defisit pada 2023 yang sebesar 0,14 persen dari PDB.
“NPI 2024 juga kami lihat akan mencatatkan defisit. Hal ini terindikasi dari cadangan devisa yang sudah turun signifikan dari posisi akhir 2023 yang sebesar 146 miliar dolar AS, dan indikasi risiko ‘higher-for-longer’ yang masih menghantui hingga mendekati akhir 2024,” ungkapnya kepada VOI, dikutip Minggu, 23 Juni.
Namun, Josua menyampaikan untuk kuartal II 2024 defisit neraca transaksi berjalan akan melebar dikisaran 1,15 persen dari produk domestik bruto (PDB) dibandingkan dengan kuartal I 2024 di 0,64 persen.
"Meski melebar, namun tetap terbilang rendah jika dibandingkan dengan rata-rata defisit pada periode 2012 hingga 2019 yang sebesar 2,5 persen dari PDB," jelasnya.
Walaupun, ditopang oleh tetap surplusnya neraca perdagangan meski sudah dalam tren yang menyusut.
“Pelebaran defisit terutama disebabkan oleh faktor musiman, di mana setiap kuartal kedua setiap tahunnya terjadi peningkatan pembayaran imbal hasil atau return dari instrumen keuangan domestik kepada non-resident,” ujarnya.
Baca juga:
Dengan defisit yang diperkirakan melebar, Josua menyampaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2024 diperkirakan masih akan belum membaik jika dibandingkan dengan posisi kuartal I 2024.
Menurut Josua, karena defisit transaksi berjalan cenderung akan melebar pada kuartal II 2024, terutama pada April hingga Mei 2024 terjadi outflow yang cukup signifikan pada pasar saham dan pasar surat berharga negara (SBN).
Adapun, posisi cadangan devisa hingga Mei 2024 juga tercatat sebesar 139 miliar dolar AS, lebih rendah dari posisi akhir kuartal I 2024 yang sebesar 140 miliar dolar AS.
“Meski demikian, pada Juni 2024 sudah ada perbaikan pada pasar SBN. Kebijakan sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI) oleh BI juga masih bisa membantu pencatatan inflow sehingga dapat menjaga NPI kuartal II 2024,” jelasnya.
Sehingga, dengan adanya pelebaran defisit neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi finansial yang kemungkinan masih akan mencatatkan outflow, Josua memperkirakan NPI masih akan mencatatkan defisit.