Kandidat Gubernur Tokyo Tuai Kritik Lantaran Tampilkan Materi Seksi di Poster Kampanye, Ada yang Diperingati Polisi

JAKARTA - Beberapa kandidat yang akan mengikuti pemilihan gubernur Tokyo, Jepang menuai kritik lantaran menampilkan poster kampanye dengan materi Seksi, bahkan ada yang sampai dipanggil polisi.

Beberapa kandidat dalam pemilihan gubernur Tokyo mendatang dikritik lantaran mengolok-olok proses pemilihan dengan memasang poster dengan materi seksi, atau menutupi sebagian besar papan kampanye resmi dengan materi mereka.

Sebanyak 56 orang telah mendaftar untuk mengikuti pemilihan yang akan digelar pada 7 Juli mendatang, termasuk 19 orang dari Partai NHK yang menyerukan para kandidatnya untuk "membajak" papan kampanye dengan poster mereka.

Partai NHK menawarkan untuk mengizinkan siapa saja yang menyumbang kepada mereka untuk menggunakan ruang di papan, yang dipasang oleh pihak berwenang di sekitar lingkungan untuk kampanye pemilihan, untuk mendorong isu apa pun yang mereka inginkan.

"Sungguh konyol bahwa Anda dapat membayar uang untuk membeli ruang di papan kampanye," kata seorang wanita berusia 40-an dari Prefektur Osaka sambil melihat salah satu papan, melansir Kyodo News 21 Juni.

"Rasanya seperti mereka mengolok-olok pemilihan," lanjutnya.

Pejalan kaki di Distrik Chiyoda, Tokyo, terlihat berkumpul pada Kamis malam untuk melihat papan kampanye yang dihiasi dengan banyak poster Partai NHK yang identik yang memperlihatkan seorang wanita yang mengaku sebagai atlet kickboxing, yang memenuhi setengah dari ruang yang tersedia.

Taktik Partai NHK, yang menentang iuran wajib yang dibebankan oleh lembaga penyiaran nasional Jepang, telah menimbulkan kekhawatiran akan dampak potensial terhadap para kandidat yang akan mengikuti pemilu. Namun, masalahnya tidak hanya terjadi pada Partai NHK.

Kandidat lain menerima peringatan dari polisi karena diduga melanggar peraturan pemerintah Tokyo terhadap gangguan publik setelah memasang poster yang menampilkan seorang wanita hampir telanjang dalam pose erotis.

Juru bicara utama Pemerintah, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, mengatakan pada Hari Jumat, papan kampanye "dibuat agar para kandidat dapat memasang poster mereka" dan bukan sesuatu yang dapat digunakan oleh orang-orang yang tidak mencalonkan diri sebagai gubernur.

"Jika ini tidak (dilihat sebagai) masalah, maka apa pun boleh saja," kata seorang pria berusia 50 tahun yang teralihkan oleh pemandangan poster Partai NHK.

"Ini sama sekali tidak mengomunikasikan kebijakan mereka," katanya.

Seorang wanita lain di Distrik Shinjuku menyuarakan sentimen yang sama, mengatakan poster-poster itu dapat "mengalihkan fokus dari kandidat yang sebenarnya" dan memengaruhi hasil Pemilu.

Sementara itu, Pemimpin Partai NHK Takashi Tachibana pada Bulan April mengatakan dalam sebuah konferensi pers, Ia ingin "memberi kesempatan kepada orang-orang yang tidak mencalonkan diri untuk menyatakan pendapat mereka."

Sebagai tanggapan, sebuah petisi daring yang menentang "pembajakan papan kampanye" telah mengumpulkan lebih dari 27.000 tanda tangan hingga Hari Jumat.

Terpisah, seorang kandidat gubernur Tokyo telah diperingatkan oleh polisi atas poster pemilihannya yang menampilkan seorang wanita yang hampir telanjang, melansir Mainichi.

Departemen Kepolisian Metropolitan (MPD) mengeluarkan peringatan pada tanggal 20 Juni kepada kandidat dalam pemilihan, yang kampanyenya secara resmi dimulai pada hari yang sama, karena diduga melanggar peraturan pencegahan gangguan metropolitan karena menampilkan poster yang tidak senonoh di papan poster pemilihan.

Menurut sumber, poster-poster yang menjadi subjek peringatan tersebut menampilkan seorang wanita yang nyaris telanjang, yang bukan kandidat dan yang menyebut dirinya "gadis poster pemilihan gubernur metropolitan."

Diyakini poster-poster tersebut terdiri dari beberapa komposisi, dengan salah satu poster bertuliskan, "Hentikan pembatasan kebebasan berekspresi."

Polisi memanggil kandidat tersebut ke markas MPD pada malam hari tanggal 20 Juni untuk memperingatkannya.

Pada dini hari tanggal 20 Juni, sebelum pria tersebut secara resmi mengajukan pencalonan dirinya ke komisi pemilihan metropolitan, dia mengunggah gambar poster di akun X yang diyakini sebagai miliknya, dengan mengatakan, "Poster ini akan dipasang di seluruh Tokyo untuk pemilihan gubernur."