Sempat Terjadi Tawuran Sebelum Mayat Ditemukan di Jembatan Kuranji Padang, Ini Kronologisnya

JAKARTA - Kepolisian Resor (Polres) Kota Padang Sumatra Barat (Sumbar) mengungkapkan kronologis kasus penemuan mayat seorang remaja di bawah Jembatan Kuranji, Padang pada Minggu 9 Juni.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Padang AKBP Rully Indra Wijayanto mengatakan, mayat tersebut ditemukan di permukaan sungai yang berada di bawah Jembatan Kuranji sekitar pukul 11.55 WIB.

"Jasad korban ditemukan oleh warga yang menjadi saksi mata, kemudian melaporkannya ke Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Kuranji," katanya dalam jumpa pers di Padang, Jumat 21 Juni, disitat Antara.

Atas informasi tersebut, kata dia, kepolisian langsung mendatangi lokasi dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Dari hasil penyelidikan awal, kemudian didapatkan identitas dari korban yang berjenis kelamin laki-laki atas nama Afif Maulana," ujarnya.

Menurut dia, penyelidikan terus dilanjutkan hingga diketahui bahwa sebelum jasad korban ditemukan warga di lokasi setempat, terjadi aksi tawuran pada Minggu 9 Juni dini hari.

"Di mana puluhan pemuda tampak bergerombol menggunakan sepeda motor yang sebahagiannya membawa senjata tajam," ujarnya.

Pada saat yang bersamaan rombongan tersebut berpapasan dengan Tim Samapta Polda Sumbar yang memang diturunkan khusus untuk mencegah dan mengantisipasi aksi tawuran yang marak terjadi setiap malam Minggu.

Saat melihat gerombolan tersebut Tim Perintis dari Samapta Polda Sumbar langsung membubarkan sekaligus mengamankan pelaku karena tampak membawa senjata tajam saat konvoi di jalanan.

Ia mengatakan gerombolan tersebut langsung pecah saat melihat kedatangan petugas, banyak yang kabur dan bahkan meninggalkan senjata tajamnya di lokasi.

"Berbagai senjata tajam jenis celurit diamankan anggota dari lokasi, 18 orang turut diamankan termasuk sepeda motor milik korban," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga memintai keterangan dari teman yang berboncengan sepeda motor dengan korban Afif Maulana pada saat kejadian.

"Kami dapatkan keterangan saat akan diamankan oleh petugas, korban sempat mengajak temannya untuk melompat. Namun temannya ini menolak ajakan tersebut dan memilih untuk menyerahkan diri ke petugas," ujarnya.

Rully yang kini menjabat Pelaksana Harian Kapolresta Padang mengatakan penyelidikan secara menyeluruh terus dilakukan pihaknya sampai sekarang.

Bahkan pihaknya juga turut memeriksa tiga puluh personel Polda Sumbar yang sedang menjalankan tugas pencegahan tawuran pada malam kejadian itu.

"Kami akan melakukan pemrosesan secara transparan dan profesional, kami juga membuka diri kepada masyarakat yang ingin memberikan informasi tambahan," ujarnya.

Pada bagian lain, Rully juga menceritakan kekhawatiran aksi tawuran di Padang karena meresahkan dan membuat takut masyarakat.

Bahkan aksi tersebut tercatat juga telah menimbulkan korban jiwa hingga kerugian materi bagi warga umum yang tidak bersalah.

"Aksi tawuran ini kami terus antisipasi, baik dari Polresta Padang maupun Polda Sumbar, tidak hanya pada malam hari saja, tapi juga pada hari-hari libur," tandasnya.