Nasabah BSI Naik 6 Juta Pasca Merger, Wamen BUMN: Bank Syariah Terbesar di Dunia
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI berhasil menjadi bank syariah dengan nasabah terbanyak di dunia. Sementara di Indonesia, BSI menempati posisi kelima.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan BSI berhasil mengumpulkan lebih dari 6 juta nasabah sejak merger pada 2021 lalu. Saat ini, BSI tercatat mengelola lebih dari 20 juta nasabah.
“BSI telah melayani lebih dari 20 juta nasabah bertambah lebih dari 6 juta sejak terjadinya merger,” katanya dalam BSI International Expo 2024, di Jakarta Convention Center, Kamis, 20 Juni.
Pria yang akrab disapa Tiko ini mengatakan BSI pun menjadi bank dengan nasabah terbanyak ke lima di Indonesia. Bahkan, torehan ini sekaligus menobatkan BSI jadi bank syariah dengan nasabah terbanyak di dunia.
“Angka ini menjadikan BSI dengan jumlah nasabah terbesar kelima di Indonesia, dan bank syariah dengan nasabah terbesar di dunia,” ucapnya.
Lebih lanjut, Tiko mengatakan, BSI menjadi bank dengan diversifikasi nasabah mulai dari usaha mikro hingga korporasi. Termasuk juga menjadi pilihan bagi perseorangan atau segmen ritel.
“BSI selalu berpegang teguh menjadi bank syariah yang inklusif dan modern. Serta melayani semua segmen nasabah mulai dari segmen usaha mikro, UMKM, ritel hingga korporasi,” tuturnya.
Baca juga:
Tiko mengatakan BSI juga berhasil masuk dalam jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalis pasar. Pencapaian itu seiring harga saham emiten yang melesat sehingga berhasil mendorong market cap perseroan pada saat puncaknya 13 Maret 2024 menembus Rp131,47 triliun.
Lebih lanjut, Tiko juga bilang merger atau penggabungan Bank Syariah Indonesia pada 1 Februari 2021 lalu merupakan salah satu wujud nyata transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN.
“Dari sisi kinerja keuangan, BSI merupakan satu-satunya Bank Syariah di jajaran Top 10 Bank Indonesia dengan posisi ranking kelima di Indonesia dengan total aset mencapai Rp353,4 triliun dan laba bersih tahun 2023 mencapai Rp5,7 triliun,” jelasnya.