Apple Merek Pertama Bernilai Rp16,3 Kuadriliun, 5 Kali Lipat APBN Indonesia
JAKARTA - Perusahaan teknologi AS, Apple Inc., telah menjadi merek pertama yang melampaui nilai 1 triliun dolar AS (Rp16,3 kuadriliun), naik 15% dari tahun lalu. Jumlah tersebut tentunya lebih besar dari APBN Indonesia tahun 2024, yang hanya Rp3,32 kuadriliun. Hal ini diungkapkan oleh lembaga peringkat global BrandZ dari Kantar yang diumumkan pada Rabu, 12 Juni.
Pembuat iPhone ini mempertahankan posisinya sebagai merek paling berharga di dunia untuk tahun ketiga berturut-turut pada tahun 2024, diikuti oleh Google milik Alphabet dengan nilai 753 miliar dolar AS (Rp12,2 kuadriliun) dan Microsoft dengan nilai 713 miliar dolar AS (Rp11,6 kuadriliun).
Awal minggu ini, Apple meluncurkan fitur AI baru yang diharapkan dapat membangkitkan kembali permintaan untuk iPhone dan membalikkan penurunan penjualan produk terbesarnya karena pengeluaran konsumen yang fluktuatif dan persaingan dari perusahaan teknologi yang bangkit kembali.
Dengan kapitalisasi pasar sebesar 3,18 triliun dolar AS, Apple hanya berada di belakang Microsoft yang bernilai 3,22 triliun dolar AS (Rp51,6 kuadraliun), dan di depan Nvidia yang bernilai 2,97 triliun dolar AS (Rp48,4 kuadraliun), sebuah perusahaan chip AI yang kuat.
Baca juga:
- X Buat Fitur Like Lebih Privasi, Pengguna Khawatir Jadi Ladang Penipuan
- Donald Trump Jr., Putra Sulung Mantan Presiden AS Donald Trump: “Pilihan Terbaik untuk Bitcoin”
- Mendix, AWS, dan Synnex Metrodata Berkolaborasi dalam Meluncurkan Platform Low Code di Indonesia
- Senator Amerika Serikat, Elizabeth Warren Desak Federal Reserve untuk Turunkan Suku Bunga
Menurut perusahaan konsultan tersebut, menaiki gelombang antusiasme AI dan lonjakan permintaan chip, Nvidia untuk pertama kalinya masuk dalam daftar 10 merek paling berharga di dunia versi Kantar. Nilai mereknya hampir tiga kali lipat menjadi lebih dari 200 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya, menjadikan Nvidia sebagai merek keenam paling berharga.
"Apa yang benar-benar membedakan Nvidia adalah keyakinan bahwa investor ritel dan institusional memiliki peran penting dalam narasi terbesar yang mengganggu di bidang teknologi - inovasi seperti AI generatif, mobilitas otonom, dan komputasi spasial," kata Kantar.
Perusahaan konsultan tersebut mengatakan penelitiannya mencakup lebih dari 4,3 juta wawancara konsumen dalam 532 kategori, dan 21.000 merek berbeda di 54 pasar.