Massa Aksi Bela Palestina Tuntut Pengadilan Internasional Penjarakan Perdana Menteri Israel

JAKARTA - Massa aksi bela Palestina membacakan pernyataan sikap dengan sejumlah tuntutan. Pernyataan sikap ini dipandu oleh sejumlah tokoh pada aksi yang digelar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina.

Pernyataan sikap ini diiringi dengan aksi pengangkatan kartu merah sebagai simbol penolakan genosida Israel terhadap Palestina di jalur Gaza.

Salah satu isi pernyataan sikap tersebut adalah menuntut pengadilan internasional untuk menangkap dan memenjarakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan jajarannya sebagai penjahat perang.

Berikut adalah pernyataan sikap aksi bela palestina hari ini:

Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina kembali membersamai warga dunia umumnya dan masyarakat Indonesia khususnya, menyatakan sikap sebagai berikut.

1. Kami mengutuk sekeras-kerasnya zionis Israel atas kejahatan Holokaus abad ke-21 terhadap bangsa Palestina Khususnya di Jalur Gaza, begitu juga di Tepi Barat dan Palestina-1948. Kami tidak akan melupakan dan tidak akan memaafkan kejahatan besar Zionis Israel untuk selama-lamanya.

2. Kami menuntut agar Pengadilan Internasional (ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) benar-benar melaksanakan keputusannya dan memberikan sanksi atas kejahatan-kejahatan Israel dan para pemimpinnya. Kami mendesak ICJ segera menangkap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan pejabat Israel lain serta menetapkannya sebagai penjahat perang yang dijatuhi sanksi hukum terberat.

3. Kami mengutuk pemerintahan Amerika Serikat sebagai sahabat setia dalam kejahatan Zionis Israel, yang terus mempraktikkan kemunafikan politik dengan terus mendukung Israel yang jelas-jelas melakukan kejahatan dan mengakibatkan jatuhnya perdamaian serta ketidakstabilan dunia. Kami menuntut Amerika Serikat agar tidak menjadi sponsor dan pendukung berat terorisme Israel, termasuk dengan manuver-manuver veto licik di Dewan Keamanan PBB.

4. Kami mendukung dan mendesak Pemerintah Indonesia agar secepatnya memprakarsai dan mengajak negara-negara lain khususnya anggota OKI untuk mengirimkan bantuan militer yang dapat menghentikan pembantaian dan penyerangan brutal Zionis Israel di Gaza. Hal ini merupakan amanah UUD 1945 untuk menghilangkan penjajahan di muka bumi karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

5. Kami memberikan dukungan sepenuhnya kepada mahasiswa, para dosen, guru besar di berbagai kampus di luar negeri yang menyuarakan pembelaan terhadap Gaza dan Palestina. Kami juga mengapresiasi negara-negara yang belakangan mengakui Palestina sebagai negara merdeka, serta mendukung negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.

6. Kami mendukung dan mengapresiasi semua pihak di Indonesia yang secara terus menerus membela kemanusiaan dan kemerdekaan bagi bangsa Palestina, serta mengutuk Israel yang melakukan genosida.

7. Kami menyerukan negara-negara anggota OKI mengirimkan bantuan militer ke Jalur Gaza, untuk menyelamatkan warga Gaza dari pembunuhan brutal Israel. Kami juga mendesak gencatan senjata permanen di Gaza.

8. Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada lebih dari 2/3 negara anggota PBB yang telah mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

9. Kami berkomitmen untuk terus menerus memboikot Zionis Israel dan seluruh pendukungnya hingga Palestina merdeka dan berdaulat.

Hari ini, sejumlah masyarakat mulai berkumpul kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat untuk mengikuti aksi damai bela Palestina sejak pukul 15.00 WIB. Aksi dimulai dengan pembacaan doa bersama-sama.

Banyak peserta aksi yang membawa anak-anak mereka untuk ikut dalam kegiatan ini. Anak-anak tersebut tampak antusias mengikuti jalannya aksi yang diisi dengan orasi-orasi.

Salah satu tokoh yang berorasi dalam aksi tersebut adalah mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Selain itu, para tokoh yang hadir di antaranya Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, hingga Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan.

Sebanyak 1.597 personel diterjunkan dalam mengantisipasi demo bela Palestina yang akan berlangsung di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Tujuannya untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.