Aliran Modal Asing Terus Keluar, Tekanan Eksternal Diprediksi Masih Tinggi di 2024

JAKARTA - Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan tekanan eksternal masih tinggi dan kebijakan stabilisasi pasar keuangan terus dilakukan mengingat tekanan eksternal yang semakin meningkat.

"Volatilitas di pasar uang terutama dipengaruhi oleh kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuannya pada level tinggi saat ini, yakni pada kisaran 5,25 persen - 5,50 persen, sejalan dengan laju inflasi AS yang masih sulit untuk diturunkan," ujarnya dalam keterangannya, Jumat, 7 Juni.

Selain itu, Andry menyampaikan keterlambatan penurunan suku bunga acuan masih mendorong pelarian modal. Sejak awal tahun hingga 6 Juni 2024, arus modal keluar di pasar domestik dari pasar saham dan obligasi tercatat sebesar Rp43,5 triliun.

Andry diperkirakan penurunan pertama Fed Funds Rate (FFR) menjadi 5,00 persen - 5,25 persen akan terjadi menjelang akhir tahun 2024 atau jika inflasi AS turun menuju target 2 persen.

Andry menyampaikan cadangan devisa akan tetap memadai ke depan. Walaupun tren penurunan cadangan devisa dalam beberapa bulan terakhir sejalan dengan meningkatnya gejolak di pasar keuangan global, yang mendorong aliran modal keluar Indonesia dan meningkatkan tekanan pada nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.

"Meski tekanan eksternal akan terus berlanjut karena kebijakan The Fed yang masih Higher for Longer, BI menyatakan cadangan devisa akan tetap memadai dengan dukungan stabilitas perekonomian nasional," jelasnya dalam keterangannya, Jumat, 7 Juni.

Andry menjelaskan bauran kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan Bank Sentral akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Adapun perekonomian domestik akan ditopang oleh konsumsi dan investasi yang tetap kuat.

Selain itu, Bank Indonesia juga terus menempuh kebijakan triple intervensi dan mengoptimalkan instrumen yang pro pasar untuk menjaga stabilitas pasar keuangan.

"Kebijakan ini diharapkan dapat kembali menarik dana asing masuk ke pasar dalam negeri," tuturnya.

Andry memperkirakan nilai tukar rupiah akan mencapai kisaran Rp15.813 per dolar AS pada posisi akhir tahun 2024, dan perekonomian dalam negeri diperkirakan tumbuh solid sebesar 5,06 persen pada tahun 2024.